Sekolah Negeri Sulit Dapat Siswa Baru, P2G Ungkap Alasannya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kekurangan guru di sekolah negeri di banyak daerah. P2G mengatakan alasannya adalah pembangunan sekolah tersebut tidak berdasarkan analisis demografi dan geografis.

Koordinator Nasional Persatuan Pendidikan dan Guru (P2G) Sutrawan Salim menilai kekurangan siswa di sekolah negeri terkait dengan tidak meratanya persebaran dan pengembangan sekolah.

Baca Juga: Banyak Sekolah Negeri Kekurangan Siswa Baru, Kemendikbud: Perlu Belajar

“Bicara sebaran sekolah di Indonesia menjadi salah satu persoalan yang menurut kementerian belum terselesaikan,” kata Sutriwan Salim, Rabu (24/7/2024).

Menurutnya, perkembangan sekolah di Indonesia tidak didasarkan pada dua analisis utama. yaitu analisis demografi dan analisis geografis.

Baca Juga: Siti Maemunah, SDN 4 Dimoro Grobogan, Satu-satunya Siswa Tahun Pertama Hasil PPDB 2024

Dijelaskannya, analisis demografi ini terkait jumlah potensi siswa versus keberadaan sekolah di daerah tersebut.

“Untuk memberikan kebijakan zonasi PPDB, penting untuk melihat rasio calon peserta didik baru dengan jumlah kelas saat ini,” lanjutnya.

Oleh karena itu, jelasnya, kebijakan PPDB harus didasarkan pada analisis demografi. Artinya, data yang menunjukkan berapa banyak calon siswa baru yang ingin mendaftar di suatu sekolah.

Baca juga: Kekurangan Siswa di 27 SMP Negeri di Sirban; 1.121 tempat masih kosong

Kelemahan lain, kata Sutrivan, yang juga menghambat sekolah menerima siswa baru adalah pemerintah tidak merancang pembangunan sekolah berdasarkan analisis geografis.

Dijelaskannya, analisis geografis meliputi karakteristik wilayah, akses sekolah, sebaran sekolah di wilayah tersebut, dan jarak antara sekolah dan rumah.

Baca juga: Oh! Sekolah Dasar Negeri Milling City hanya menerima 1 murid baru.

“Makanya ada beberapa daerah yang kekurangan siswa baru. Bahkan guru-guru di Semarang harus mendatangi rumah siswanya agar anaknya bisa bersekolah di sekolah negeri di daerah tersebut,” jelas Sutrivan.

Ia menambahkan, pembagian sekolah negeri dan swasta juga harus diperhatikan agar kekurang sekolahan siswa pada PPDB tahun depan tidak terulang kembali.

“Karena letak sekolahnya kadang berdekatan, jadi berkumpul di titik tertentu. Jumlah siswanya sedikit, tapi sekolah negerinya banyak dan berdekatan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, di banyak daerah terjadi kekurangan siswa di sekolah negeri. Misalnya saja di SD Negeri Setono, Kabupaten Jeningan Ponorogo, Jawa Timur (Jatam). Di sekolah, ruang kelas satu kosong tanpa siswa.

Sementara itu di Jombang, Jawa Timur, SD Negeri Sumberaji 1 dlbrw.com memberitakan hanya satu siswa baru yang mendaftar PPDB 2024. Pihak sekolah tidak menolak siswa baru, melainkan hanya menerima satu siswa baru yakni Rio Augustino.

Sedangkan SD Negeri Jatimulyo 4, Malang, Jawa Timur, hanya memperoleh satu siswa baru. SDN 4 Jatimulyo Pj Kepala Sekolah Noor Fadah menerima maksimal 28 siswa baru, namun saat ini baru terdaftar satu orang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours