Semen Padang kembangkan destinasi wisata Kampung Songket

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Melalui anak usahanya PT Semen Padang, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mengembangkan Kampung Songket sebagai destinasi wisata di Sawahlunto, Sumatera Barat.

PT Semen Padang resmi melakukan peletakan batu pertama Lansekap Desa Songket (Rencana Lokal) yang diberi nama Kampung Dolas Songket sebagai pengakuan atas upaya Usaha Kecil, Kecil dan Menengah (UMKM) Dolas Songket. Simpan Buku Nyanyian Silungkang.

“Pembangunan Kampung Songket Dolas oleh PT Semen Padang merupakan langkah strategis yang sejalan dengan semangat keberlanjutan SIG untuk menjaga eksistensi Songket Silungkang sebagai warisan budaya bangsa dan meningkatkan perekonomian masyarakat. kancah global dan menghasilkan penenun handal yang bangga bisa mengharumkan nama Indonesia,” kata Sekretaris Perusahaan SIG Vita Mahareni di Jakarta, Minggu.

Pengembangan desa Dolas Songket meliputi pembangunan gerbang, peningkatan akses jalan, pembangunan tempat berkumpulnya wisatawan dan penyediaan mesin tenun.

Vita menjelaskan, salah satu fokus SIG dalam penyusunan dan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) adalah pemanfaatan sumber daya dan intelijen lokal, serta potensi permasalahan strategis daerah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan nilai dan manfaat secara berkelanjutan.

Pada tahun 2014, Anita Dona Asri mendirikan UMKM Songket Dolas untuk memperjuangkan kelestarian Songket Silungkang dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tenun kepada masyarakat desa. Melalui upaya tersebut diharapkan Songket Silungkang dapat menjadi sumber perekonomian keluarga.

Nama Dolas Songket merupakan gabungan dari nama Donna dan kedua adiknya, Lastri dan Cepri.

Donna bercerita, seni menenun lagu ia pelajari dari orang tuanya sejak ia duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Kemampuan tersebut dilanjutkannya dengan memulai usaha kecil-kecilan hingga mampu membiayai studinya di universitas di Sumatera Barat hingga lulus pada tahun 2010.

Kemudian Donna membenarkan niatnya mendirikan Dolas Songket pada tahun 2014 dengan bantuan kerabatnya dengan modal awal 1 miliar.

“Sekarang saya mempunyai tim profesional berjumlah 29 orang yang sudah bisa menenun sejak remaja. Produk yang ditawarkan beragam mulai dari selendang, sarung, kemeja pria dan wanita dengan harga Rp 400.000,- Harga Rp 35.000 Galeri Songket Dolas atau Media Sosial dan Marketplace “Alhamdulillah bisnisnya meningkat 65 persen menjadi rata-rata 120 unit per bulan,” ujarnya.

Setelah mendirikan UMKM, Donna bercita-cita menjadikan desanya, Kampung Songket, sebagai destinasi wisata.

“Ada sekitar 15 penenun lainnya di desa saya dan kami berkomunikasi secara intensif. Saya ingin membuat Songket Silungkang lebih dikenal di luar negeri. Saya rasa wisatawan yang datang ke desa kami tidak hanya bisa membeli lirik, tapi juga mencoba menenun. “Saya pikir ini akan mempunyai dampak yang besar,” katanya.

Sejak akhir tahun 2023, dengan bantuan PT Semen Padang, banyak dana hibah yang diberikan untuk mendukung pengembangan Dollas Songket, seperti pelatihan desain lagu berbasis digital pada Maret 2024.

“Pelatihan yang diselenggarakan PT Semen Padang sangat membantu dan membuat waktu pengerjaan desain menjadi lebih cepat, yang awalnya memakan waktu 7 hari secara manual dan hanya tiga jam. Selain itu, komputer dan mesin cetak membantu,” kata Donna.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours