Sering Dikira Sama, Ternyata Ini Perbedaan Gejala GERD dan Tukak Lambung

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta – Sebagian orang mengira GERD atau penyakit refluks gastroesofagus dan tukak lambung adalah penyakit yang sama. Namun jika dicermati, kedua penyakit tersebut tidaklah sama. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melawannya.

Gejala GERD, selain sakit maag, bisa terlihat jika seseorang mengeluh sering bersendawa, kesulitan menelan, dan gangguan tidur, kata konsultan gastroenterologi-hepatologi Siloam. RS Kebon Jeruk, dr Hasan Maulahela dalam siaran persnya, Selasa (6/11/2024).

Dokter spesialis penyakit dalam mengatakan, GERD biasanya terjadi saat makan atau berbaring. Kondisi tersebut juga bisa diperburuk oleh pemicu seperti makanan pedas, makanan berlemak, alkohol, atau merokok.

Sedangkan tukak lambung sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri atau penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen atau aspirin dalam jangka panjang, ujarnya.

Gejala umum penyakit tukak lambung antara lain nyeri di perut bagian atas yang membesar atau terbakar, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan pendarahan saluran cerna yang menyebabkan tinja berwarna hitam atau darah saat seseorang muntah.

Meski GERD dan tukak lambung memiliki kesamaan gejala yang sama, namun ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Perbedaan utamanya terletak pada lokasi dan penyebab keluhannya, ujarnya.

Ia mengatakan, GERD biasanya menyebabkan keluhan di dada dan isi lambung naik ke kerongkongan, sedangkan tukak lambung biasanya menyebabkan nyeri perut bagian atas akibat luka pada lambung atau duodenum.

Penatalaksanaan pasien GERD dan penyakit tukak lambung

Prosedur pengobatan GERD dan tukak lambung bisa berbeda-beda tergantung penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi atau mengurangi perburukan GERD dan tukak lambung.

Pertama,- kata Hasan sambil memperbaiki pola makan. Sebaiknya Anda makan dengan porsi lebih kecil dan lebih sering, menghindari makanan pedas, berlemak atau asam, dan menghindari makan minimal 3 jam sebelum tidur.

Kedua, hindari pemicunya, yakni dengan mengurangi alkohol, kafein, dan merokok. Ketiga, dengan narkoba. Meskipun nyeri GERD dapat diredakan untuk sementara dengan menggunakan obat-obatan, penting untuk berhati-hati agar tetap mengikuti resep dan bimbingan dokter Anda.

“Penderita GERD biasanya dapat mengatasi gejalanya dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan. Namun, pada beberapa kasus, GERD memerlukan pengobatan jangka panjang,” jelasnya.

Sakit maag, terutama pada kasus infeksi Helicobacter pylori, dapat disembuhkan sepenuhnya dengan pengobatan sesuai anjuran dokter. Namun, hasil pengobatan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk kepatuhan pasien dan penyebab maag.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours