Sering Scrolling Konten Negatif Bisa Picu Rasa Putus Asa dan Kecemasan

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA: Para ilmuwan menemukan bukti bahwa kebiasaan mudik akhir-akhir ini berdampak buruk pada kesehatan otak manusia. Doomscrolling adalah saat seseorang terlalu lama melihat konten negatif atau menyedihkan di media sosial.

Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Computer Reports in Human Behavior, tim peneliti menemukan hubungan antara kiamat dan perasaan cemas, putus asa, ragu, dan orang mencurigakan lainnya setelah mensurvei lebih dari 800 siswa di Amerika Serikat dan Iran. . Peneliti utama studi di Flinders University, Reza Shabahang, menjelaskan bahwa paparan berita negatif secara rutin dapat menjadi sumber trauma yang tidak disengaja, membuat penonton dan pembaca merasa seolah-olah mengalami trauma serupa.

Shabahang, dilansir Sabtu (10/8/2024), mengatakan, “Ketika kita terus-menerus terpapar berita dan informasi negatif secara online, hal itu dapat mengancam kepercayaan diri kita akan kematian dan kendali yang kita miliki atas hidup kita sendiri”.

Menurut tim peneliti, paparan tersebut dapat menimbulkan perasaan bahwa hidup ini rapuh dan terbatas, kesepian, dan seseorang tidak memiliki kendali penuh atas hidupnya.

Dalam laporannya, tim juga menemukan bahwa seringnya terpapar berita negatif menantang asumsi dasar tentang keadilan dan belas kasihan dunia. 

Psikolog Dr Susan Albers mengatakan doomscrolling dapat memperburuk masalah kesehatan mental, insomnia, dan persepsi terhadap kenyataan. Pasalnya, paparan berita atau informasi di media sosial dapat menyebabkan atau bahkan memperparah perasaan depresi. “Saat kita mengalami depresi, kita sering mencari informasi yang dapat memastikan apa yang kita rasakan,” jelas Dr. Albers. Dan banyak orang tidak menyadari bahwa hal ini akan membuat perasaan depresi mereka semakin buruk.”

Untuk menghindari dampak negatif kiamat, para psikolog mengajak masyarakat untuk belajar mengontrol dan membatasi penggunaan berita dan jejaring sosial mereka. Mulailah dengan istirahat dari media sosial untuk fokus pada masa kini.

“Menjaga jarak emosional yang sehat dari hal-hal negatif pada akhirnya dapat membantu Anda tetap sehat secara mental,” kata Albers.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours