Shell Eco-marathon lahirkan sejumlah inovasi teknologi untuk otomotif

Estimated read time 2 min read

Lombok, NTB (ANTARA) – Direktur Program Global Shell Eco-marathon Norman Koch mengatakan kompetisi inovasi kendaraan hemat energi Shell Eco-marathon telah melahirkan serangkaian inovasi teknologi bagi pelajar yang dapat diterapkan di Industri Otomotif.

“Salah satu inovasinya adalah start-stop yang dikembangkan oleh mahasiswa pada tahun 1980-an,” kata Norman kepada kelompok tersebut pada Shell Eco-marathon Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2024 di Mandalika. Sirkuit Internasional, Lombok, kelima.

Melalui Shell Eco-maratona, muncul penemuan software pemodelan pengisian dan pengosongan, khususnya untuk kendaraan listrik. Selain itu, penemuan komponen cincin juga dikembangkan.

Norman menegaskan, penemuan teknologi sepenuhnya merupakan kekayaan intelektual para mahasiswa peserta Shell Eco-marathon.

​Partai hanya membantu mereka mematenkan inovasi (yang menjadi paten) karena merupakan gagasan atau penemuan siswa yang dapat dikomersialkan oleh sekolahnya.

“Kami tidak akan mematenkan dan menggunakan teknologi ini karena sepenuhnya milik kelompok mahasiswa,” tambahnya.

Dijelaskannya, selain mendorong inovasi teknologi, Shell Eco-marathon juga berkontribusi dalam menciptakan lulusan yang mampu bekerja di industri utama dunia.

Norman mencontohkan mantan peserta Shell Eco-marathon yang menjadi direktur teknis di Tesla, Boeing, dan banyak perusahaan lainnya.

“Tentu saja Shell juga merekrut mahasiswa dalam jumlah besar di banyak negara melalui kompetisi ini,” ujarnya.

Norman menambahkan bahwa pembelajaran utama yang diperoleh siswa di Shell Eco-marathon adalah kemampuan merespons tantangan dan cara memberikan hasil terbaik.

“Mahasiswa belajar untuk karir masa depannya, baik di perusahaan maupun sebagai wirausaha, ini merupakan hal penting yang dibawa dan dihasilkan oleh kompetisi ini,” tutupnya.

Pembelajaran ini juga disampaikan melalui Shell Eco-Marathon Asia-Pasifik dan Timur Tengah 2024 di Sirkuit Internasional Mandalika, Nusa Tenggara Barat, ujarnya.

Acara tersebut berlangsung pada tanggal 2 hingga 6 Juli dengan partisipasi lebih dari 800 pelajar termasuk 78 tim dari 12 negara yang berkompetisi mengembangkan mobil hemat energi untuk kategori prototipe dan konsep perkotaan. sumbernya yaitu pembakaran pada mesin (bensin, solar, etanol), baterai listrik dan hidrogen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours