Shella Selpi Meninggal Akibat Kanker Ovarium, Ini Gejala yang Patut Diwaspadai

Estimated read time 4 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Shella Selpi Lizah, pencipta informasi, dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (30/8/2024). Suaminya, Albi, mengumumkan kabar duka tersebut.

Tak hanya keluarga dan teman, banyak orang di jaringan juga merasa kehilangan. Pasalnya, Shella dan suaminya kerap berbagi cerita tentang perjuangan mereka selama bertahun-tahun melawan kanker ovarium.

Apa itu kanker ovarium dan apa saja gejalanya?

Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan, kanker ovarium merupakan tumor yang berasal dari sel ganas ovarium. Tumor ganas atau kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru yang tidak normal yang dapat menyerang bagian tubuh lain dan menyebar ke organ lain.

Kanker ovarium merupakan kanker yang paling mematikan pada wanita karena umumnya baru dapat terdiagnosis jika sudah parah, belum ada pemeriksaan awal yang dapat membuktikan kanker ovarium, tidak ada gejala awal yang pasti.

Beberapa wanita mengalami sakit perut dan kembung. Tumor ganas semakin meningkat setiap tahunnya, terutama tumor ovarium. Kanker ovarium paling sering terjadi pada wanita berusia 50-70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium.

Kanker ovarium merupakan salah satu dari sepuluh kanker yang paling banyak diderita wanita Indonesia. Tingginya angka kematian ini disebabkan karena tidak adanya gejala yang pasti, sehingga sebagian besar pasien datang dengan diagnosis pada stadium lanjut, karena keganasan ovarium tumbuh dan meluas secara normal tanpa adanya kesulitan tertentu, oleh karena itu kanker ini baru terdeteksi setelah mencapai tingkat yang tinggi. Itulah sebabnya kanker ovarium disebut sebagai penyakit silent killer.

Penyebab kanker ovarium

Penyebab pasti kanker ovarium belum diketahui, namun penelitian menunjukkan bahwa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium antara lain usia, usia saat menarche, paritas, riwayat keluarga, indeks massa tubuh (BMI), dan riwayat penggunaan kontrasepsi. Kasus kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, dan sebagian besar kasus terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun. Dengan bertambahnya usia, jumlah kasus kanker ovarium yang terdiagnosis dan penurunan rata-rata harapan hidup wanita ikut terpengaruh, hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis pada usia 51-60 tahun.

Gejala kanker ovarium

Kanker ovarium berkembang pesat, stadium awal seringkali tidak menunjukkan gejala dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan rutin, umumnya lebih dari 60 persen pasien terdiagnosis pada stadium lanjut. Tanda dan gejala klinis yang umum adalah distensi perut, massa perut atau panggul, dispepsia, gangguan saluran kemih dan usus, gangguan menstruasi, gejala tekanan perut berupa mual, muntah, gangguan makan, sakit perut.

Jika gejala ini menetap selama beberapa minggu atau lebih, disarankan untuk mengunjungi dokter. Gejala lain yang kurang umum termasuk kelelahan, gangguan pencernaan, sakit punggung, nyeri saat berhubungan seks, sembelit dan menstruasi tidak teratur. Perut yang membesar merupakan gejala umum, namun seringkali tidak disadari oleh pasien kecuali tumornya berukuran besar.

Tahapan kanker ovarium

Angka kanker ovarium menurut International Federation of Women and Children (FIGO) adalah sebagai berikut:

1. Pada stadium I, tumor terbatas pada ovarium

– Stadium IA : Tumor terbatas pada satu ovarium, tidak terdapat tumor diatasnya, kapsul tumor masih utuh, tidak terdapat sel tumor pada cairan asites atau cairan yang mengalir melalui rongga perut (peritoneum).

– Stadium IB : Tumor terbatas pada 2 (dua) ovarium, tidak terdapat tumor pada permukaan, tidak terdapat sel tumor pada asites maupun pada membran ovarium.

Stadium IC : Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktornya adalah kapsul kapsul tumor, tumbuhnya tumor pada permukaan ovarium, terdapat sel tumor pada cairan asites atau pada rongga peritoneum. .

2. Stadium II : tumor pada salah satu atau kedua ovarium yang meluas hingga ke rongga panggul.

-Stage IIA: Tumor telah menyebar ke rahim (rahim) dan/atau saluran tuba (tuba).

-Stage IIB: Tumor telah menyebar ke jaringan lain di organ panggul

-Stage IIC: perluasan panggul (IIA atau IIB) dengan sel tumor pada cairan asites atau cairan mengalir ke rongga peritoneum.

3. Stadium III : Tumor berada pada salah satu atau kedua ovarium dengan penyebaran tumor pada rongga panggul di luar panggul dan/atau penyebaran (metastasis) ke kelenjar getah bening regional.

-Stadium IIIA: penampakan kecil yang menyebar ke luar panggul

– Stadium IIIB : perluasan makroskopis ke luar panggul, ukuran lesi 2 cm

– Stadium IIIC: perluasan makroskopis ke luar panggul, lesi sudah menyebar > 2 cm dan menyebar ke kelenjar getah bening.

Tahap IV: menyebar jauh melampaui rongga usus besar.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours