SIL UI gandeng pemangku kepentingan wujudkan lingkungan berkelanjutan

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Fakultas Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Indonesia (SIL UI) berkolaborasi dengan pemangku kepentingan berupaya menciptakan lingkungan yang berkelanjutan di tengah dinamika krisis dan permasalahan lingkungan hidup saat ini.

“Delapan tahun masih merupakan usia yang muda sebagai sebuah sekolah, namun saya yakin perjalanan panjang dan banyaknya lulusan yang tersebar di seluruh Indonesia akan menjadi modal bagi SIL UI untuk mewujudkan Indonesia berkelanjutan melalui kerjasama dan sinergi perbaikan lingkungan hidup,” ujarnya. dikatakan. H. SIL UI Tri Edhi Budhi Soesilo dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Pengumuman Tri Edhi disampaikan dalam pidatonya pada acara puncak perayaan Dies ke-8 SIL UI bertajuk “Inspiring Change: 8 Tahun Berkarya untuk Lingkungan Berkelanjutan” di Kampus UI Salemba, Jakarta, Sabtu (27/7/2024).

Budhi mengatakan SIL UI didirikan pada 1 Juli 2016, setelah sebelumnya bernama Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia sejak tahun 1982. Pemutakhiran status kurikulum menjadi SIL dilakukan oleh Rektor UI Prof. Pada masa pemerintahan Muhammad Anis.

“SIL merupakan sekolah pertama yang didirikan di UI yang setara dengan perguruan tinggi UI lainnya,” kata Budhi.

Ketua Panitia SIL UI Profesor Harioto Kusnoputranto menambahkan dalam sambutannya bahwa SIL selalu berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang melek huruf dan berkomitmen untuk dinilai oleh panitia pengawas.

“Komite sekolah bertugas menginformasikan kepada rektor tentang kegiatan pejabat sekolah”, ujarnya.

Suminto, Pj Direktur Administrasi, Data, dan Produk Riset dan Inovasi UI, mengatakan peran SIL UI semakin penting dalam mendukung mutu pendidikan, terutama dalam mengatasi permasalahan terkait perubahan lingkungan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup sebagian besar identik dengan pengelolaan aktivitas manusia.

“Keberadaan SIL menjadi kekuatan untuk mendorong peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, yang dapat menjadi pilar untuk menciptakan ekosistem yang menunjukkan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.

Emil Salim, salah satu pendiri SIL UI, melalui pesan video kepada hadirin mengatakan bahwa kompleksitas dan luasnya kurikulum yang diajarkan di SIL UI menjawab tantangan perubahan global, termasuk permasalahan lingkungan yang kompleks. Keterkaitan antara mikrosains dan makrosains menjadi bobot perkuliahan SIL UI.

“Perubahan kondisi lingkungan global yang awalnya terjadi pada tahun 1950an, 1960an dan 1970an tidak berlaku lagi di tahun-tahun berikutnya, sehingga sifat pendidikan yang kami tawarkan di SIL pada tingkat pascasarjana adalah pola pikir yang dinamis.”

Dies ke-8 SIL UI diisi dengan kegiatan seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTI), talkshow lingkungan hidup, podcast, fun games serta berbagai hadiah dan penghargaan bagi seluruh civitas akademika terkait lingkungan hidup dan keberlanjutan. dengan menekankan pada kerjasama antar pemangku kepentingan di bidang lingkungan hidup.

Dalam rangka perayaan Dies ke-8, SIL UI juga menyerahkan Lifetime Achievement Award, khususnya Saguna Ila Lestari SIL Award kepada mendiang Setyo Sarvanto Mursidik, Guru Besar Fakultas Teknik UI sekaligus Guru Besar SIL UI. . Direktur sekaligus ketua panitia SIL IU menyerahkan penghargaan kepada istri almarhum.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours