Sinopsis Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Asmara Berujung Air Mata

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Sinopsis film Love Is Never On Time yang disutradarai Hanung Bramantio sangat menyedihkan. Perjalanan cinta seorang novelis menjadi rumit karena ia menyerah pada waktu.

Produser sekaligus sutradara Hanung Bramanteo menjelaskan film tersebut memiliki kisah yang sangat personal. Dikutip dari novel Puthut Ae, Hanung mencoba mengilustrasikan karya tersebut melalui kenangan masa kecilnya.

“Mengapa saya memutuskan untuk membuat film ini? Seperti saya, ketika saya berumur 20 dan 21 tahun, masih bingung mencari cinta sejati, novel Mas Putt menginspirasi saya untuk menceritakan kisah ini,” kata Hanung Bramanteo, Kamis (8/1/2024) di Jakarta Selatan. )

Karakter yang dibicarakan Hanung dalam mencari cinta sejati adalah Da Gu. Berperan sebagai novelis oleh aktor Rafal Hadi. Daku memiliki cita-cita tinggi yang membuatnya cuek dalam urusan cinta.

“Ini masalah waktu. Kapan kamu memutuskan untuk serius tentang cinta? Karena dia punya pacar 5 tahun, ibunya menanyakan kapan kamu menikah dengan Nadia (Nadia Arenade), dan Nadia juga menanyakan hal itu,” jelas Hanang.

Setelah hubungannya dengan Nadia berakhir, Dagu pun siap menikahkan orang tuanya dengan seorang gadis bernama Anya. Yang perannya diperankan oleh aktris Malaysia Meera Filsah.

“Anya kelihatannya sangat mandiri. Mandiri, mandiri, karena Anya belum memikirkan pernikahan, dia (Daku) jadi bersemangat,” tambah Hanung.

Hubungan itu kembali gagal karena Anya ingin Daku serius, yakni menikah. Sedangkan bagi Daku, cinta adalah perasaan sakral yang tidak bisa diikat pada apapun.

Intinya cintanya tidak pernah tepat waktu. Karena waktu seringkali memanifestasikan dirinya dengan cara yang kejam kepada mereka yang tidak disiplin, jelas suami Zaski Adia Mecca ini.

“Bagi siapapun yang ingin mengetahui seperti apa laki-laki itu. Saat ditanya serius soal pacaran, mereka langsung menghilang. Jadi tontonlah film ini. Apa kewarganegaraan pria ini? “

Hanung tidak kesulitan memilih aktor untuk film tersebut. Sebagai sutradara Hanung menggunakan intuisinya untuk mencari aktor yang sesuai dengan kebutuhan setiap karakter dalam filmnya.

“Pertama (mengingat) kecocokan, karakter ini sedang mencari pemain. Bukan pemain ‘Saya harus memainkan ini, memainkan ini.’

“Ada Mira Filsah, Nadia Arina, Salemet Rahardjo, Ranga Natra, Mariam Belina dan masih banyak lagi. (Bagaimana cara memilihnya?) Proses ini memakan waktu lama, dua tahun, karena cerita dalam film harus disampaikan oleh para aktornya, dari gimmicknya, dari posenya, karena film “Percakapan ini sangat jarang. Berbeda dengan film-film saya sebelumnya,” kata Hanung.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours