Siswa Madrasah Harus Kedepankan Adab Kesopanan saat Gunakan Medsos

Estimated read time 3 min read

KUANTAN SINGINGI – Seperti mayoritas pengguna media digital (34,4 persen), generasi Z (lahir 1997-2012) kerap merasa minder atau cemas saat bermedia sosial. Selain sedang dalam proses mencari jati diri, Gen Z juga merasa belum mapan sehingga mudah terpengaruh dengan apa yang dilihatnya di media sosial.

Menurut Kepala Pondok Pesantren dan Ma’had Aly Bagian Kanwil Kementerian Agama Wilayah Riau, Fakhri, jejaring sosial hendaknya dimanfaatkan atas dasar pemahaman, kepercayaan, tanggung jawab dan kebaikan yang terangkum dalam spektrum. nilai-nilai digital. Mempraktikkan etika digital dapat mengurangi dampak negatif penggunaan media sosial.

Urgensinya etika digital, memastikan privasi online yang aman, memastikan data pribadi kita tetap aman dan terlindungi. Mencegah penyebaran informasi palsu (penipuan) dan menjaga kesusilaan di dunia siber, kata Fakhri dalam jaringan literasi digital yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Kuantan Singingi, pada Rabu /2024).

Dalam diskusi bertajuk “Apakah media sosial benar-benar membuat Anda kurang percaya diri?”, Fakhri meminta siswa madrasah untuk mengedepankan kesusilaan dalam menggunakan media sosial. “Pokoknya arahkan niat, sebarkan kebaikan dan cegah kemunkaran, jangan menghina dan menebar kebencian,” tegasnya.

“Selain itu pergunakanlah waktu yang ada di Internet dengan baik, hindari kebencian dan kebencian, gosip, fitnah dan perkelahian,” tambah Fakhri di hadapan para siswa madrasah yang mengikuti diskusi pembuatan kelompok nonton bareng (nobar) dari sekolah mereka.

Adapun jumlah madrasah yang mengadakan sesi diskusi online di wilayah Kuantan Singingi saat ini antara lain: MTs PP KH Ahmad Dahlan, MTsN 2, MTsN 3 dan MTsN 4 Kuantan Singingi, MTs Bahrum Ulum, MAN 1 dan MAN 2 Kuantan Singingi, MTs Muhammadiyah, Lubuk Muhammadiyah As-Salam Geringging Baru, MTs Nurul Islam Kampung Baru, MTs Baiturrahman, MTs Al Hidayah, MTs PP Syafaturosul.

Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) lainnya, Eko Pamuji, mengetahui bahwa selain sistem media sosial yang baik, ketidakamanan juga disebabkan oleh banyak hal buruk yang terdapat di media sosial seperti kekerasan online, ujaran kebencian, dan informasi palsu. )

“Ujaran kebencian dan kebebasan berpendapat telah menjadi fakta yang mewarnai kehidupan manusia. Pada saat yang sama, jejaring sosial telah menjadi sarana komunikasi bagi setiap orang untuk mewujudkan keinginannya akan kebebasan berekspresi, bahkan dengan cara yang curang. Ayo, sopan santun di media sosial. !” kata Eko

Pada saat yang sama, profesor universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya Meithiana Indrasari mengingatkan banyaknya bahaya yang mengancam media digital, seperti phishing dan penipuan.

“Phishing, suatu upaya untuk memperoleh informasi mengenai data orang lain dengan menggunakan teknik phishing untuk memperoleh informasi pribadi. Sementara itu, penipuan adalah suatu bentuk penipuan melalui panggilan telepon, email, pesan, dengan tujuan umum untuk mendapatkan uang dari para korban,” jelas Meithiana Indrasari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours