SKK Migas: Target 1 juta BOPD Pacu Investasi Hulu Migas

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — SKK Migas menyatakan target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030 akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan. industri sungai dan gas di Indonesia. Salah satunya adalah perbaikan sistem fiskal dan perpajakan yang diberikan pemerintah, yang berdampak pada peningkatan daya saing harga aliran migas dari 4,75 pada tahun 2020 menjadi 5,30 pada awal tahun 2024 di Indonesia, menurut Latin & Poor (S&P ) . Lembaga pemeringkat internasional.

Dalam pidatonya di Batavia, Kamis (13/6/2024), Kepala Program dan Komunikasi Satuan Tugas Khusus Minyak dan Gas Bumi Sungai (SKK Migas) Hudi D Suryodhipura mengatakan kenaikan tersebut berdampak signifikan terhadap investasi sungai minyak dan gas. ladang gas yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

“Laporan tahun 2023 menunjukkan investasi meningkat menjadi $13,7 miliar, meningkat 13 persen dibandingkan tahun 2022. Angka tersebut tidak hanya melebihi target jangka panjang SKK Migas sebesar 5 persen, tetapi juga melampaui tren investasi global,” kata Hudi. .

Untuk tahun 2024, rencana investasi ditetapkan sebesar $16,1 miliar, meningkat 18 persen dari implementasi pada tahun 2023. Hal ini sesuai dengan kegiatan untuk meningkatkan pengembangan pekerjaan berkelanjutan di wilayah sungai dan gas sungai.

“Dengan meningkatnya investasi di bidang migas, program kerja seperti seni, laboratorium, dan pekerjaan sumur semakin berkembang sejak tahun 2021,” kata Huddy.

Peningkatan lokasi juga berdampak positif pada aktivitas pencarian. Nilai investasi eksplorasi migas akan meningkat dari $0,54 miliar pada tahun 2020 menjadi $0,93 miliar pada tahun 2023. Pertumbuhan ini berkontribusi pada penemuan sumber daya gas seperti Geng Utara dan Layaran yang termasuk dalam lima besar penemuan. pada tahun 2013

“Dengan ditemukannya cadangan besar pada tahun 2023 dan juga pada tahun 2024 di sumur Tangkulo-1 di WK Andaman Selatan (Wilayah Kerja) 2 TCF, SKK Migas berupaya mempercepat proses sungai tersebut. Mengenai penemuan tersebut, “Hal ini memungkinkan mereka untuk berkontribusi terhadap produksi minyak dan gas nasional secepat mungkin,” ujarnya.

Untuk mencapai momentum positif tersebut, SKK Migas terus mengevaluasi rencana jangka panjang dan melakukan berbagai upaya untuk mempercepat proses tersebut.

“SKK Migas mengutamakan evaluasi dan penyempurnaan strategi perencanaan jangka panjang untuk mengelola usulan peraturan sekaligus menilai kondisi dinamis lokal dan global,” kata Hudi.

Selain itu, ia juga menegaskan SKK Migas harus beradaptasi dengan kondisi dinamis tersebut. Menurut penilaiannya, industri migas masih menghadapi berbagai tantangan kompleks yang menghambat efisiensi dan pengembangan sektor tersebut dalam mencapai tujuan 1 juta barel per hari dan 12 bcfd gas pada tahun 2030.

“Proses persetujuan lingkungan hidup seperti UKL/UPL dan AMDAL serta Izin Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) masih sangat panjang. Masalah lainnya antara lain Izin Ketersediaan Ruang Angkasa Angkatan Laut (KKPRL), tarif KKPRL yang berlaku,” ujarnya.

Selain itu, permasalahan sosial dan lingkungan seperti perambahan di seberang sungai dan ladang gas, serta tuntutan ganti rugi lahan hutan juga menjadi kendala. Selain itu, aktivitas pengeboran ilegal menimbulkan potensi kerugian produksi yang cukup besar sehingga sanksi pidana harus tetap diawasi dan dijadikan sebagai efek jera.

“Kami berharap seluruh pemangku kepentingan industri pertambangan dan gas Indonesia dapat bekerja sama mengatasi tantangan-tantangan tersebut guna meningkatkan efisiensi, mendukung keberlanjutan, dan mendukung pengembangan industri ini di masa depan,” kata Hudi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours