KOLAKA – Menteri Energi dan Pertambangan (ESDM) Arifin Tasrif bersama Bank Mandiri Tbk (Persero) Darmawan Junaidi dan Direktur Ritel dan Pemasaran PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti meluncurkan Soft energize (pasokan listrik legal). tegangan) dari Layanan Energi Terbarukan (EBT) PLN ke smelter PT Ceria. Peluncuran dilakukan oleh PT Ceria Nugraha Indotama, Kolaka, Sulawesi Selatan Diselenggarakan di Kantor Pusat Tambang pada Selasa (2/7/2024).
Upacara pembukaan diadakan oleh CEO Ceria Group. Derian Sakmiwata, Presiden PT Ceria; Abdul Haris Tatang Disaksikan langsung oleh Presiden Forum Industri Pertambangan Nikel Indonesia Alexander Barus dan Bupati Wolo Ilham. Pihaknya juga melihat perkembangan investasi smelter nikel PT Ceria di sana.
“Kami sangat bangga dapat mendukung keandalan listrik Proyek Strategis Nasional (PSN) smelter nikel PT Ceria Nugraha Indotama. Pelayanan energi bersih dari PLN ke smelter Ceria akan dilaksanakan secara bertahap.” Pada tahap awal, Listrik akan disediakan oleh PLTA Bakaru,” kata Edi Sri Mulyanti.
Ia berharap prestasi PT Ceria Nugraha Indotama dapat menginspirasi penyulingan lain di Sulawesi untuk menggunakan sumber energi terbarukan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mendukung penuh langkah PT Ceria Nugraha Indotama dalam pemanfaatan energi terbarukan di seluruh rantai industrinya oleh PLN.
Karena Pencapaian ini sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) 2060 sebagai respons terhadap perlunya proses dekarbonisasi global. “Perubahan iklim mengharuskan kita mengurangi seluruh emisi karbon. PLN menyediakan energi bersih. Selain itu, kami berharap dapat menghadirkan energi ramah lingkungan kepada konsumen, termasuk industri. “Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mendukung kebutuhan energi bersih ini,” kata Menteri Arifin.
Menteri Arifin mengatakan pemerintah saat ini sedang mengembangkan ekosistem listrik bersih di masa depan. “Ini adalah salah satu ibu kota negara kita. “Yang direncanakan sekarang adalah bagaimana kita bisa menyediakan listrik dari energi rendah karbon. Antara lain kami ingin memanfaatkan gas alam yang potensinya sangat besar,” jelasnya.
Hingga saat ini, pembangkit listrik di Sulawesi masih menggunakan sumber listrik berbahan bakar batu bara yang diperkirakan berkekuatan sekitar 20 gigawatt dan mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah besar. “Tentu ini akan menjadi tantangan bagi kilang di sini,” ujarnya.
Mengapa? Karena dunia kini membutuhkan industri untuk menghasilkan produk ramah lingkungan dengan menggunakan energi ramah lingkungan. Negara-negara Eropa mendorong penggunaan energi ramah lingkungan dan mulai menerapkan mekanisme penggantian kerugian karbon lintas batas. Beberapa negara di Eropa menerapkan pajak karbon yang tinggi; Ya Di Skandinavia, harganya lebih dari USD 100 per ton. “Kita harus mengharapkan ini,” tambahnya.
Pimpinan Bank Mandiri Bpk. Darmawan Junaidi mengatakan proyek smelter Ceria memang merupakan proyek pertama investor lokal. Bank Mandiri telah berkontribusi dalam keberhasilan penyelesaian proyek ini sesuai harapan yang telah ditetapkan.
“Kami melihat kesungguhan Ceria dalam menyelesaikan proyek ini. Termasuk mendapatkan kebutuhan energi dan listrik yang disediakan oleh PT PLN, Insya Allah rencananya akan berjalan lancar,” ujarnya.
+ There are no comments
Add yours