SMF bersama ADB siapkan pembiayaan rumah untuk pekerja informal

Estimated read time 2 min read

Pesawaran, Lampung dlbrw.com – Head of Economic Research/Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Martin Daniel Siaranamual mengatakan pihaknya saat ini bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk mengembangkan pembiayaan perumahan murah bagi pekerja tetap. . .

“Yang kami kerjakan bersama ADB adalah produk keuangan dengan jangka waktu pembayaran dan proses pemuatan yang fleksibel,” kata Martin Daniel Siaranamual di Pesawaran Lampung, Minggu malam (29/9).

Ia mengatakan produk serupa telah disiapkan di banyak negara Afrika dan Amerika Latin dan pekerja informal seperti Indonesia juga banyak ditemukan.

Ia mengatakan, upaya tersebut merupakan salah satu cara untuk tidak hanya memberikan pembiayaan yang terjangkau, tetapi juga mencegah kelas menengah semakin menyusut.

Sejak pandemi Covid-19 tahun 2019, jumlah masyarakat kelas menengah mengalami penurunan dari 57,33 juta (21,45 persen) pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada tahun 2024.

Martin mengatakan mayoritas kelas menengah merupakan pekerja informal dan hingga saat ini belum banyak produk keuangan yang melayani kelompok pekerja tersebut.

“Pekerja informal di Indonesia, sebagian besar berasal dari kelas menengah ke bawah, mencakup hampir 60 persen dari seluruh pekerja, namun produk keuangan untuk pekerja informal relatif tidak ada.

Ia mengatakan, selain produk keuangan yang sedang dikembangkan bersama Aden, pihaknya memiliki dua produk lain yang ditujukan untuk pekerja informal, yaitu pembiayaan mikro dan sewa guna usaha.

Martin mengatakan, pihaknya mengembangkan kedua produk pendanaan tersebut karena merasa ada kelompok yang kesulitan mengakses pendanaan formal, khususnya pekerja informal, yang kerap terkendala persyaratan verifikasi pendapatan.

Pihaknya juga melakukan audiensi dengan badan pengawas untuk membuat payung hukum bagi program-program tersebut agar program keuangan dapat berjalan dengan baik.

“Sebelum ada berita menyusutnya kelas menengah, kita melihat ada kelompok yang kurang terlayani, dan kini jumlahnya semakin besar. “Yah, program-program itu sudah kita lakukan,” imbuhnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours