Soal Cleansing Guru, Pemda Disarankan Benahi Akar Masalah Perencanaan Pendidikan

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Persoalan pemberhentian guru (Kebersihan) yang akhir-akhir ini menjadi gunung es masih menjadi permasalahan mendesak di dunia pendidikan Indonesia, Riza Primahendra, Analis CSR dan Pembangunan Sosial menilai perlu adanya solusi dari pemerintah daerah. cepat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan guru yang disegani melalui solusi konkrit.

Risa mengatakan permasalahan guru terhormat merupakan salah satu bentuk lemah atau buruknya implementasi rencana pemerataan pendidikan pemerintah daerah. Oleh karena itu, masalah ini harus dipertimbangkan berdasarkan rencana pertama. Entah idenya sudah dirancang dengan baik sejak awal, atau sebaliknya.

Baca selengkapnya: Kabar baik! Tunjangan guru non-ASN telah dicairkan pada tanggal 2 sebelumnya.

Apalagi, hasil tersebut menunjukkan bahwa hingga saat ini rekrutmen banyak guru ternama belum ditangani oleh Departemen Pendidikan Umum. Akibatnya, pemerintah tidak sepenuhnya melihat bakat guru yang direkrutnya. Riza menyarankan pemerintah daerah mengambil langkah untuk menghentikan mereka. dan menawarkan solusi konkrit.

“Pemerintah daerah membutuhkan solusi jangka pendek, menengah dan panjang terhadap penderitaan para guru saat ini. “Kita harus memikirkan situasi di sekolah. Apakah peningkatan siswa dan kebutuhan calon guru sudah sesuai atau tidak,” kata Risa dalam jumpa pers, Sabtu (17/8/2024).

Ia menambahkan, diperlukan strategi untuk merespons perkembangan teknologi digital di bidang pendidikan dengan mengembangkan profesi guru yang memiliki izin yang diakui untuk mempersiapkan para korban represi ini agar memiliki status tawar yang lebih besar sebagai guru.

Baca selengkapnya: Pendaftaran guru magang untuk Proyek Guru Aktivis edisi ke-12 kini telah dibuka. Berikut informasinya.

Riza menilai, salah satu aksi pembersihan guru-guru terhormat di DKI Jakarta merupakan akibat dari rencana yang belum matang. Pergantian atau mutasi guru-guru terhormat yang mengajar di DKI Jakarta juga dimungkinkan tanpa melalui prosedur yang benar.

Keadaan ini juga diperburuk dengan perbedaan cara mengajar antar guru. Akibatnya, masih banyak guru ternama yang mengajar beberapa jenjang sekaligus. Ia kemudian memperkirakan dampak Merdeka Belajar akan meningkatkan kebutuhan akan lebih banyak guru. Untuk mengurangi beban mengajar guru di setiap sekolah.

“(Kemerdekaan belajar) menuntut setiap orang untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuannya, terutama guru yang dihormati karena proses pengajaran untuk mengembangkan pemahaman yang luas seringkali hanya dilakukan oleh guru biasa. pemerintah daerah dan Departemen Pendidikan setempat dapat meninjau dan membuat prioritas. Jabatan guru yang dihormati sudah tepat,” ujarnya.

Terkait rekrutmen guru, Risa mengatakan selama ini terbukti perubahan pola rekrutmen dan banyaknya cara menimbulkan kesenjangan rekrutmen guru yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang. Demikianlah gambaran umum bagaimana proses tersebut dilaksanakan di pemerintahan daerah. Agar kedepannya tidak ada celah bagi berbagai faksi untuk melewati guru yang disegani. tidak ada pengetahuan lebih lanjut tentang pengumpulan data Departemen Pendidikan Umum

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours