Sopir Ambulans RSUD Sintang Dimutasi usai Turunkan Jenazah Bayi di SPBU

Estimated read time 2 min read

SINTANG – Peristiwa mengenaskan terjadi di Sintang, Kalimantan Barat (Calbar), saat sopir ambulans Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AM Djoen Sintang menjatuhkan jenazah anak di SPBU karena terkendala harga bahan bakar. Peristiwa ini mengarah pada pengalihan tugas pengemudi.

Direktur RS AM Djoen Sintang Ridwan Pane mengungkapkan, tindakan tegas telah dilakukan terhadap pengemudi ambulans bernama depan Suardi itu.

Ridwan mengatakan dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2024) bahwa “keluarnya jenazah dilakukan oleh pengemudi yang bertindak di luar prosedur yang berlaku di rumah sakit”.

Atas perbuatannya, Suardi dikenakan hukuman berupa mutasi jabatan sesuai mekanisme kepegawaian. Selain itu, Suardi harus meminta maaf secara terbuka melalui media atas tindakan yang tidak dapat diterima tersebut.

“Kami memastikan seluruh petugas menjalankan tugasnya dengan profesional dan penuh tanggung jawab,” tambah Ridwan.

Kejadian bermula saat Suardi yang seharusnya tidak bertugas malam itu, menggantikan rekannya dengan mengendarai ambulans berbahan bakar Dexlite dengan harga Rp 14.900 per liter.

Harga bahan bakarnya lebih mahal dibandingkan ambulans yang disponsori pemerintah, yakni Rp 9.500 per liter. Selisih biaya Rp 5.400 dibebankan kepada keluarga pasien, menurut Suardi sudah dijelaskan kepada mereka.

Namun keluarga pasien menunjukkan bukti pembayaran di kasir sehingga menimbulkan pertengkaran antara Suardi dan keluarga pasien. Karena tidak bisa mencapai kata sepakat, Suardi memutuskan untuk membuang jenazah bayi tersebut ke pompa bensin agar bisa mengganti ambulans dengan mobil biasa.

“Saya minta pihak keluarga ganti untuk adu mulut. Saya tinggalkan pasien dengan mengganti ambulans,” jelas Suardi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours