Spanyol vs Kroasia: adu kesabaran dan penguasaan bola

Estimated read time 5 min read

Jakarta (ANTARA) – Laga pembuka kompetisi Grup B Euro 2024 merupakan laga antara dua klub kelas berat sepak bola Eropa.

Uniknya, kedua tim ini tidak difavoritkan menjadi juara pada turnamen edisi tahun ini, meski Spanyol dan Kroasia merupakan tim sarat talenta yang punya kemampuan untuk menjuarai turnamen ini.

La Roja sendiri sudah tiga kali menjuarai Piala Eropa pada tahun 1964, 2008, dan 2012, serta sempat menjadi semifinalis Euro 2020 kalah dari Italia melalui adu penalti.

Permainan sabar dan penekanan pada penguasaan bola tentu akan membuat La Roja tampil bagus, termasuk di Euro 2020 dan Piala Dunia 2022.

Namun pendekatan ini terkadang belum cukup untuk membawa Spanyol ke tangga juara.

Yang pasti adalah pendekatan permainan ini berarti Spanyol secara konsisten menjadi tim dengan penguasaan bola lebih banyak dalam 136 pertandingan kompetitif terakhirnya.

Spanyol adalah salah satu dari delapan negara yang memenangkan Piala Dunia, selain memenangkan Piala Eropa tiga kali dari sebelas kesempatan.

Pelatih timnas Spanyol Luis de la Fuente memimpin latihan di Ciudad del Futbol, ​​​​Las Rozas de Madrid, jelang laga kualifikasi Euro 2024 melawan Norwegia. (20/3/2023) (AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU)

Setelah menjuarai Nations League 2022-23, Spanyol menjadi tim kedua yang menjuarai Piala Dunia, Euro, dan Nations League, setelah Prancis.

Sedangkan Kroasia yang akan menjadi lawan pada laga di Stadion Olimpiade Berlin, Sabtu malam pukul 23:00 WIB ini selalu tampil impresif.

Negara kecil ini, yang merdeka 34 tahun lalu pada tahun 1990 setelah memisahkan diri dari Yugoslavia, melakukan debutnya di Piala Eropa pada tahun 1996, mencapai perempat final.

Dua tahun kemudian, ia melakukan debutnya di Piala Dunia dan kembali mengejutkan dunia setelah finis ketiga di Piala Dunia 1998.

Saat pertama kali bergabung dengan FIFA pada tahun 1994, Kroasia masih berada di peringkat 125. Namun setelah finis di posisi tiga besar di Piala Dunia 1998, mereka berhasil menembus 10 besar peringkat FIFA, menjadi tim tercepat yang mencapai posisi teratas. 10 di dunia.

Selanjutnya: Spesialis Turnamen

Spesialis turnamen

Perjalanan Kroasia tidak berhenti sampai di situ. Tim ini menjadi runner-up Piala Dunia 2018 dan ketiga Piala Dunia 2022.

Namun niat baiknya di Piala Eropa tidak sama dengan di Piala Dunia. Mereka tersingkir di babak 16 besar dari dua Piala Eropa terakhir, sedangkan penampilan terbaik mereka di Eropa adalah perempat final Euro 1996 dan 2008.

Meski begitu, Kroasia akan tetap memasuki turnamen dengan percaya diri, setelah memenangkan enam pertandingan terakhirnya, termasuk kemenangan 2-1 atas Portugal dalam pertandingan persahabatan.

Penguasaan permainan adalah aspek terpenting dalam sepak bola Kroasia, namun mereka melakukannya dengan tingkat kecerdasan yang tidak dimiliki La Roja.

Di Piala Dunia 2022, hanya Spanyol yang melampaui penguasaan bola. Trio Luka Modric, Marcelo Brozovic, dan Mateo Kovacic menjadi faktor terbesar di balik kemampuan Kroasia menguasai permainan.

Pesepakbola Kroasia Luka Modric melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Belanda pada semifinal UEFA Nations League di Stadion De Kuip di Rotterdam, Belanda (14/6/2023). Kroasia melaju ke final setelah mengalahkan Belanda 4-2. ANTARA FOTO/REUTERS/Wolfgang Rattay/tom.

Kroasia juga sulit dikalahkan, selain pandai menjaga keselarasan antara transisi dan penguasaan bola, itulah sebabnya mereka kerap dicap sebagai tim spesialis turnamen.

Spanyol mengetahuinya, dan dia sadar. Namun dari statistik pertemuan kedua tim Spanyol, mereka masih lebih unggul.

La Roja telah memenangkan enam dari 10 pertandingan sebelumnya melawan Kroasia, termasuk kemenangan adu penalti di final Nations League 2022-2023.

Sebaliknya, kemenangan terakhir Kroasia melawan Spanyol terjadi pada November 2018 di Liga Bangsa-Bangsa. Terakhir kali mereka bertemu adalah di babak 16 besar Euro 2020 saat Spanyol menang 5-3.

Kini mereka akan kembali bersaing dengan kekuatan, bersaing dengan kecerdasan, dan bersaing dengan ketajaman.

Dan ini akan menjadi bagian yang paling menarik untuk disimak karena juga menyangkut daya tarik tim dan gaya permainan yang akan mereka mainkan.

Di sini, formula pertandingan yang diciptakan Luis de la Fuente dan Zlatko Dalic menjadi bagian paling menarik untuk dianalisis.

Berikutnya: 4-3-3

4-3-3

Dalic sendiri memiliki sedikit masalah dengan tingkat kebugaran para pemainnya, namun Luka Modric, Mateo Kovacic, dan Marcelo Brozovic dipastikan akan menjadi starter.

Trio sentral Kroasia-lah yang menjaga keseimbangan permainan dan menguasai lalu lintas bola, serta menjadi faktor penyeimbang triarki yang sama di lini tengah Spanyol yang bisa diisi oleh Fabrian Ruiz, Rodri, dan Pedri.

Dalam hal ini, Luis de la Fuente dan Zlatko Dalic bisa menggunakan formasi yang sama, 4-3-3.

Formasi yang sering diadopsi oleh tim besar dan kuat memberikan keleluasaan pemain saat bermanuver yang kemudian dapat menjamin kelancaran permainan.

Bagusnya Spanyol dan Kroasia punya modal besar yang memastikan pola seperti ini berjalan efisien meski tidak selalu tegak lurus dengan hasil pertandingan yang diinginkan.

Mateo Kovacic dari Kroasia berebut bola dengan Koke dari Spanyol pada laga babak 16 besar Euro 2020 di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark (28/6/2021). ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Hannah Mckay/aww.

Di kubu Kroasia, melalui formasi ini, trio Kovacic-Brezovic-Modric menjadi jembatan kuartet bertahan yang kedua sayapnya bisa diisi oleh Josko Gvardiol dan Josip Stanisic, sedangkan Marin Pongracic dan Josip Sutalo menjaga jantung gawang Dominik Livakovic. dari pertahanan.

Dalam formasi yang memungkinkan tim tampil eksplosif, Kroasia mempertajam pedang serangannya dengan menempatkan Ante Budimir sebagai striker utama, diapit Andrej Kramaric dan Lovro Majer di kedua sayap menyerang.

Dia akan bersaing ketat dengan trisula yang sama di La Roja, kemungkinan termasuk Alvaro Morata di tengah, dan duo Nico William-Lamine Yamal di kedua sayap serangan Spanyol.

Seperti Kroasia, trio penyerang Spanyol juga akan mengharapkan pasokan dari dua full-back yang bisa ditempati Alex Grimaldo di kiri dan Jesus Navas atau Dani Carbajal di kanan.

Kiper Unai Simon kini akan dilindungi oleh Robin Le Normand atau mungkin Aymeric Laporte, dan Naco, di poros pertahanan Spanyol.

Seluruh pemain yang dipasang Dalic dan de la Fuente memiliki kualitas yang hampir sama, meski sempat berpasangan di klub masing-masing seperti Alex Grimaldo dan Josip Stanisic di Bayer Leverkusen.

Dengan segala prospek dan skenario tersebut, pertandingan ini menjanjikan akan menjadi pertandingan ofensif yang sangat bagus untuk diwaspadai.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours