Spesifikasi MK-84, Bom Seberat 1 Ton yang Hancurkan Gaza

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Israel punya senjata andalan untuk membakar Gaza, berupa bom MK-84 seberat 1 ton. Tiga bom MK-84 yang dijatuhkan pesawat tempur Israel di kamp pengungsi di Gaza selatan meninggalkan tiga kawah besar dan banyak menimbulkan pertanyaan mengenai penggunaan amunisi besar tersebut di kawasan padat penduduk.

Tala Herzallah (22), perempuan asal Gaza, menceritakan kepada Al Jazeera seperti diberitakan, Sabtu (14/09/2024) bagaimana dia dan keluarganya sedang tidur sekitar 200 meter dari lokasi ketika segalanya tiba-tiba berubah drastis.

Besarnya kerusakan akibat bom tersebut menyadarkannya bahwa bom tersebut ditujukan untuk sebuah bangunan besar, bukan tenda.

Bom buatan Amerika, MK-84, kemungkinan besar digunakan Israel dalam serangan ini, berdasarkan ukuran lubang dan gambar bom dari lapangan. MK-84 adalah salah satu amunisi terberat yang disuplai AS ke Israel.

Senjata ini untuk sementara dilarang oleh AS pada Mei lalu karena kekhawatiran akan digunakan untuk menyerang Rafah, di Gaza selatan. Namun Israel dilaporkan menggunakannya secara luas di Gaza.

Ledakan MK-84 menimbulkan gelombang kejut yang sangat dahsyat. Selain merusak bangunan, juga merenggut nyawa manusia dalam radius 365 meter. Menurut PBB, ledakan ini dapat menghancurkan paru-paru, memotong anggota tubuh, dan merusak rongga hidung hingga ratusan meter dari titik ledakan. Kawah yang ditinggalkan MK-84 memiliki lebar sekitar 15,5 meter dan kedalaman 11 meter, sesuai dengan kawah yang ditemukan di al-Mawasi.

Tidak ada data pasti mengenai jumlah orang di kamp pengungsi, namun perkiraan Sanad menunjukkan ada sekitar 60 tenda di wilayah yang terkena dampak serangan tersebut. Sebelumnya diberitakan bahwa tenda-tenda tersebut sangat ramai, lebih dari 20 orang berdesakan dalam satu tenda untuk berlindung dari perang yang sedang berlangsung.

Mengapa ada begitu banyak orang di al-Mawasi? Al-Mawasi ditetapkan sebagai zona kemanusiaan yang aman oleh Israel pada bulan Oktober lalu dan, sejak itu, ribuan orang telah melarikan diri atau diperintahkan meninggalkan negara tersebut oleh tentara Israel, meskipun kondisi di sana sangat buruk.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours