Spesifikasi Torpedo Poseidon, Senjata Pemicu Kiamat Rusia yang Bisa Hancurkan Satu Negara Sekali Tembak

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Torpedo Poseidon yang baru diuji Rusia pada tahun lalu kini menjadi ancaman dan dinilai membawa petaka. Sebab, torpedo disebut-sebut mempunyai daya ledak yang luas.

Vladimir Putin mengklaim torpedo Poseidon memiliki kecepatan sangat rendah, mobilitas tinggi dan tidak dapat dihancurkan oleh musuh. Presiden Rusia yakin tidak ada senjata yang bisa melawan kekuasaannya saat ini.

Berbeda dengan rudal pada umumnya, Poseidon ini merupakan persilangan antara torpedo dan pesawat layang. Bahkan saat pengujian, banyak ahli yang mengatakan jika perangkat dibuka, salah satu situsnya akan hancur.

Detail tentang Poseidon Torpedo

Poseidon Torpedo adalah senjata nuklir antarbenua yang kuat dan dapat menyebabkan kehancuran yang mengerikan. Rusia mengatakan senjata itu bisa digunakan sebagai senjata nuklir strategis melawan kapal perang.

Kecepatannya diperkirakan mencapai 70 knot di bawah air. Hingga saat ini, belum ada senjata yang mampu menandingi kecepatan Poseidon.

Saat ini, kedalaman operasional diperkirakan mencapai 1.000 meter di bawah permukaan laut sehingga sangat sulit dijangkau atau dideteksi oleh kapal lain.

Menurut situs Naval Technology, torpedo ini memiliki panjang sekitar 24 meter dan lebar 1,6 meter. Perangkat ini juga memiliki daya tahan 10.000 km dalam 100 jam.

Torpedo ini dilengkapi dengan sensor panduan jarak jauh internal, mungkin dengan sonar eksternal atau fitur penghindaran dan eliminasi rintangan.

Baca juga: Serangan Militer Rusia Meningkat, Ratusan Warga Ukraina Mengungsi

Poseidon dapat membawa hulu ledak 100m dan ditenagai oleh reaktor nuklir yang menggerakkan pompa jet. Torpedo ini merupakan torpedo nuklir strategis yang dapat menargetkan pangkalan angkatan laut dan kota-kota pesisir.

Nantinya, peralatan ini akan dimuat di kapal selam K-329 Belgorod yang dikembangkan oleh Robin Central Design Bureau for Marine Engineering. Kapal selam ini telah beroperasi dengan Angkatan Laut sejak 2012.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours