SPMT: Bisnis pelabuhan non peti kemas potensial untuk dikembangkan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) menyatakan bisnis logistik lebih hemat biaya dibandingkan peti kemas biasa, dan mengingat prospek permintaan kering, bisnis pelabuhan non peti kemas berpotensi berkembang di Indonesia. Dan barang curah cair cukup tinggi. “Mungkin pertumbuhannya lebih besar dibandingkan peti kemas karena peti kemas biasanya berisi produk-produk ternama yang beresiko hilang jika tidak ada di dalam peti kemas,” kata Direktur Utama SPMT Ary Henryanto di acara SPMT Group Media Awards 2024. acara Di Jakarta, Selasa.

Dijelaskannya, prospek pengembangan usaha ini karena kondisi geografis Indonesia yang cukup luas sehingga memerlukan logistik distribusi yang optimal, mulai dari bahan pangan hingga pakan ternak seperti dry stock.

Selain itu, ia memperkirakan transportasi laut merupakan sarana pengangkutan barang yang efisien, 11 persen lebih efisien dibandingkan kereta api dan 51 persen lebih efisien dibandingkan transportasi darat melalui pengiriman truk.

“Suka atau tidak suka, negara kita menghadapi situasi di masa depan di mana kebutuhan akan layanan non-kontainer semakin besar,” ujarnya. Baca Juga: SPMT berkomitmen optimalkan dan perkuat pelayanan kepelabuhanan Baca Juga: SPMT: “Pelabuhan Ditahan” Pasca Transformasi Terminal Jamrud Surabaya Dan, menurutnya, untuk memaksimalkan prospek usaha pelabuhan non peti kemas Tanah Air, pihaknya telah menetapkan peta jalan (road map). ), transformasi terminal non peti kemas melalui standardisasi dan pelayanan operasional yang sistematis, peningkatan kapasitas, pemetaan peluang, pelayanan dan operasional yang terintegrasi, penguatan bisnis melalui interkoneksi terminal serta kerjasama dengan pemilik komoditas yang terlibat dalam rantai ekosistem pasokan.

Di sisi lain, Saut Gurning, Guru Besar Risiko Logistik Maritim Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), menyatakan prospek pasar non-kontainer secara global dan nasional sangat menarik perhatian pada proses pengiriman pangan, pangan, dan bahan bakar. (3F).

Produk domestik bruto (PDB) global diproyeksikan meningkat sebesar 3,2 persen pada tahun 2025, serta meningkatnya konsumsi minyak global, yang akan mencapai rekor baru sebesar 102,9 juta barel per hari pada tahun 2024. , sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.

Dari segi volume, pelabuhan non peti kemas diperkirakan berperan 90 persen dibandingkan terminal peti kemas.

“Jadi menurut saya pemerintah harus mulai fokus pada hal ini ke depan,” ujarnya.

Pada SPMT Group Journalism Awards 2024, SPMT mempersembahkan penghargaan 5 artikel surat kabar terbaik serta 5 karya foto jurnalistik terbaik. Melalui kegiatan ini kita akan dapat meningkatkan kerjasama antar pemangku kepentingan dan media di pelabuhan non peti kemas sehingga meningkatkan penyebaran informasi mengenai perusahaan pelat merah ini kepada calon pelanggan. Harapannya dengan ‘event’ seperti ini, SPMT akan semakin dikenal luas oleh masyarakat luas, karena kita adalah bagian dari Pelindo, dimana Pelindo adalah bagian terpenting dalam proses logistik nasional, kata Direktur Utama Pelindo. SPMT.

Sebelumnya, PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero), berkomitmen mengoptimalkan biaya logistik dan memperkuat pelayanan kepelabuhanan agar lebih efektif dan efisien.

“SPMT, sub unit PT Pelabuhan Indonesia yang mengelola divisi terminal non tenaga listrik, terus berkomitmen memberikan pelayanan kepelabuhanan terbaik kepada pengguna jasa,” kata Direktur Strategi dan Komersial SPMT Risky Kurniawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa. Senin (1). /7). Baca Juga: Pelindo Tanjung Emas: PTOS-M Tingkatkan Produktivitas Bongkar Muat Baca Juga: Terminal Curah Cair Pelabuhan Bumiharjo Kumai Dapat Izin Kementerian Perhubungan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours