Sri Fatmawati, Dosen Perempuan Pertama di Indonesia Peraih Dr Willmar Schwabe Award

Estimated read time 2 min read

Surabaya – Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Sri Fatmawati SSI MSc PhD kembali mengharumkan nama institusinya dengan meraih penghargaan internasional atas penelitiannya di bidang kimia bahan alam.

Dosen Fakultas Sains dan Analisis Data (FSAD) ITS ini dinobatkan sebagai Dr. Wilmar Schwabe Award 2024 yang diserahkan secara langsung di Kraków, Polandia pada Senin (15/7/2024) lalu, menandai penghargaan bergengsi yang diraih.

Penghargaan Dr. Wilmer Schwabe adalah penghargaan dua tahunan yang diberikan oleh Masyarakat Penelitian Tanaman Obat dan Produk Alami (GA).

Penghargaan ini diperuntukkan bagi para ilmuwan muda yang berdedikasi pada penelitian obat atau klinis yang luar biasa di bidang tanaman obat dan produk alami. Selain ucapan terima kasih secara simbolis, pemenang penghargaan ini juga akan menerima hadiah sebesar 10.000 euro.

Wanita yang akrab disapa Fatma ini dinobatkan sebagai pemenang tunggal pada acara yang bertepatan dengan Kongres Internasional Asosiasi Riset Tanaman Obat dan Bahan Alam tersebut. Prestasi tersebut sekaligus menjadikan Fatma sebagai wanita Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar bergengsi tersebut.

– Melalui platform ini, saya berkesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian saya kepada 1.200 peserta kongres dari berbagai belahan dunia, – ujar Fatma bangga.

Dalam proses seleksi, Wakil Kepala Pusat Penelitian Agro Pangan dan Bioteknologi ITS menginformasikan bahwa dirinya diminta menyerahkan maksimal tiga publikasi terbitan tiga tahun terakhir beserta portofolionya.

Juri terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden Asosiasi Studi Tanaman Obat dan Bahan Alam, pemimpin redaksi Planta Medica dan perwakilan Dr. Wilmar Schwabe GmbH & Co.

Menurut dosen Laboratorium Kimia dan Sintesis Bahan Alam (KIBAS) Departemen Kimia ITS ini, di antara penelitian yang ia ikuti mengenai kimia bahan alam, ia banyak melakukan penelitian dengan topik terkait herbal. Obat-obatan.

“Pada mata kuliah ini saya mempelajari berbagai hal terkait peningkatan kualitas bahan, bioaktivitas teknologi produksi jamu, pemberdayaan petani dan kolaborasi industri,” ujarnya.

Lebih detailnya, Fatma menuturkan, dirinya berhasil mempublikasikan lebih dari 50 artikel di jurnal internasional dan mengumpulkan 2601 sitasi. Melalui pengabdiannya tersebut, Fatma berkontribusi besar terhadap penemuan komponen kimia obat tradisional Indonesia.

Tidak hanya itu, Fatma juga mampu membuktikan khasiat pengobatan, mengidentifikasi bioaktivitas tanaman herbal asli serta memberdayakan petani dan peneliti perempuan lainnya.

Melalui penghargaan ini, Fatma mengaku semakin termotivasi untuk berkontribusi pada penelitian yang berdampak bagi kemaslahatan masyarakat luas. Kedepannya, peraih lebih dari 30 penghargaan bergengsi ini berharap generasi penerus khususnya peneliti perempuan dapat terus mengembangkan penelitian ilmiah di bidangnya. Ia menyimpulkan, “Karena para ilmuwan yang rela berkorban adalah tulang punggung pembangunan dan kesejahteraan negara.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours