Stellantis Akui Mobil China Kalahkan Volkswagen di Kandang Sendiri

Estimated read time 2 min read

BEIJING – Kehadiran mobil murah asal China membuat nasib industri mobil Eropa semakin miris. Tak mampu bersaing dalam harga, industri otomotif Eropa terpuruk.

CEO Stellantis Carlos Tavares mengatakan pada hari Selasa bahwa Stellantis telah mengambil langkah dan bekerja keras untuk menghindari risiko penutupan pabrik yang dihadapi oleh saingannya Volkswagen.

“Kami telah melakukan banyak hal yang tidak populer dalam beberapa tahun terakhir untuk berusaha semaksimal mungkin menghindari situasi serupa dengan Volkswagen,” kata Tavares seperti dilansir Reuters, Kamis (19/9/2024).

“Kami telah dikritik karena hal ini, karena mengambil keputusan yang tidak selalu dipahami dengan baik,” kata Tavares, seraya menambahkan bahwa kuncinya adalah menjual mobil listrik dengan harga yang sama dengan model bensin tradisional.

Awal bulan ini, Volkswagen, produsen mobil terbesar di Eropa, mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan penutupan pabrik di negara asalnya, Jerman, untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.

Pengumuman Volkswagen memicu spekulasi bahwa lebih banyak produsen mobil Eropa akan mengevaluasi langkah serupa sebagai respons terhadap rendahnya tingkat utilisasi pabrik di wilayah tersebut, meningkatnya tekanan biaya dari para pesaing di Asia, dan lingkungan ekonomi yang lebih sulit.

“Kami bekerja sangat keras untuk menghindari situasi ini dan masa depan akan menentukan apakah kami dapat menghindari masalah atau tidak, masih terlalu dini untuk mengatakannya pada saat ini,” kata Tavares.

Antara tahun 2021 – ketika dibentuk melalui penggabungan Fiat Chrysler dan pabrikan Peugeot PSA – dan tahun 2023, Stellantis mengurangi tenaga kerjanya hampir 20.000 orang di Eropa, terutama melalui pemutusan hubungan kerja secara sukarela.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours