STKIP Kusuma Negara Edukasi Warga Ciburayut Bogor Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin dan Sabun

Estimated read time 2 min read

Bogor – Banyak orang yang menganggap penggunaan minyak goreng sisa proses memasak adalah suatu pemborosan yang tidak ada gunanya. Minyak jelantah yang dibuang langsung ke badan sungai menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga mengganggu keseimbangan alami biota di badan sungai. Sedangkan limbah minyak jelantah masih bisa diolah menjadi produk senilai Rp.

Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang dihasilkan di setiap rumah. Tim Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kusuma Negara Jakarta yang menyaksikan acara ini mengajari ibu-ibu PKK Ciburayut, Cigombong, Kabupaten Bogor untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin (LiMiArt) dan sabun (KiMiSo).

Ketua tim STKIP Purwani Puji Utami bersama anggota Niken Vioreza, Devita Cahyani Nugraheny, Nanda Lega Jaya Putra serta dua mahasiswa prodi PGSD, Sahlan dan Muhammad Nurdianyah.

Kegiatan pada bulan Agustus hingga Desember 2024 ini merupakan lanjutan dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) STKIP Kusuma Negara tahun 2018. PMM dimulai dengan peningkatan kewirausahaan, ekonomi hijau dan wirausaha sosial, perencanaan bisnis, pengelolaan usaha kecil. , manajemen produk dan manajemen pemasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selama pelatihan, peserta belajar cara membersihkan oli bekas sebelum digunakan sebagai bahan pembuatan lilin dan sabun. Bersihkan minyak dengan larutan kanji. Minyak yang telah dihilangkan lemaknya direndam dalam karbon aktif selama 24 jam.

Purwani Puji Utami dalam keterangannya, Sabtu (10/12/2024) mengatakan, “setelah penyulingan, kilang terus mengekstraksi minyak untuk bahan dasar lilin dan sabun.”

Peserta tidak hanya mempelajari cara pembuatan produk, namun juga teknik pengemasan yang dapat meningkatkan nilai penjualan, serta teknik pemasaran offline (langsung) dan online untuk mengemas produk hasil kerajinan tangan.

“Awalnya saya tidak menyangka bahan-bahan yang dianggap sampah bisa diubah menjadi produk yang bernilai jual. Pelatihan ini sangat komprehensif, dipelajari mulai dari proses perencanaan, pembuatan produk bahkan pemasaran. kami hanya mengajarkan cara membuat produk. Terkadang penjualannya sulit. Dulu kami menikah,” kata Lillis, Ketua PKK Desa Siburayut.

Lillis berharap inisiatif advokasi berbasis komunitas seperti ini akan lebih sering dilaksanakan, mengingat manfaat yang dapat diperoleh langsung di wilayah tempat pelaksanaannya. Kegiatan ini berkontribusi dalam penyelamatan lingkungan melalui daur ulang sampah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours