Subsidi Pertalite Diusulkan Sebagian untuk Pengembangan Kendaraan Listrik

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA—Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) merekomendasikan agar sebagian subsidi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite digunakan untuk pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Khususnya untuk pengembangan sepeda motor listrik lokal.

Sekjen AEML, Rian Ernest mengatakan, Pertalite tidak boleh menggunakan uang negara melainkan dikonsumsi oleh masyarakat yang tidak mempunyai hak. “Jadi kalau pemerintah bisa mengalihkan sebagian subsidi Pertalite ke industri kendaraan listrik, khususnya roda dua listrik, akan lebih baik,” kata Rian sesuai AEML Knowledge Exchange Forum (AKEF) 2024 yang berlangsung di Jakarta, Kamis. . (22/8/2024).

Forum ini merupakan forum diskusi lintas industri untuk membahas isu-isu penting dalam mendorong percepatan mobilitas listrik di Indonesia. Acara bertajuk “Navigating the EV Ecosystem and Financing Innovation in Indonesia”, dihadiri oleh perwakilan dari lembaga pemerintah, industri swasta, akademisi, mitra pembangunan dan lembaga keuangan. Sebagai aksi nyata percepatan penggunaan kendaraan listrik, AEML juga berkolaborasi dengan IESR dan Grab meluncurkan Infomolis.id sebagai platform edukasi masyarakat mobilitas listrik di Indonesia. 

Rian mengatakan, potensi pengembangan industri sepeda motor listrik lokal sangat besar. Saat ini telah bermunculan beberapa merek sepeda motor listrik lokal dengan kualitas yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, jika subsidi Pertalite bisa dialihkan maka akan semakin meningkatkan pertumbuhan sepeda motor listrik sehingga menurunkan emisi, mendorong industri lokal tumbuh, ujarnya.

Diakui Rian, penjualan sepeda motor listrik masih belum maksimal. Salah satu penyebabnya adalah banyak calon pembeli sepeda motor listrik yang belum melihat pasar sepeda motor listrik secara utuh. Karena konsumen di Indonesia membeli sepeda motor seperti membeli suatu aset. “Kalau saya beli sepeda motor hari ini dan menjualnya dalam waktu sebulan, mereka ingin harganya turun sedikit,” ujarnya.

Padahal, di negara tempat Anda membeli kendaraan tersebut, kendaraan tersebut bukan merupakan aset, artinya ketika Anda membelinya dan membawanya kembali ke garasi rumah, harganya pasti akan turun hingga 30 persen. Penurunan ini merupakan hal yang wajar.

Sementara itu, pasar sepeda motor bekas untuk sepeda motor tradisional masih tergolong bagus. Harganya masih sangat bagus. Oleh karena itu AEML membuat forum ini agar perusahaan keuangan, perbankan, dan asuransi dapat melihat industri ini sebagai peluang. “Rekan asuransi dan pembiayaan dapat memberikan pembiayaan bagi industri kendaraan listrik,” kata Rian.

Tingkat penyerapan insentif kendaraan listrik roda dua tahun ini kurang baik karena ada perubahan persyaratan yang membingungkan masyarakat. “Persyaratannya lebih baik dan lebih mudah tahun ini. Namun jumlahnya masih belum banyak. “Tapi dari segi penjualan sudah bagus,” ucapnya.

Untuk itu, AEML berharap pemerintahan Prabowo-Gibran terus menerapkan insentif kendaraan listrik roda dua. Pasalnya para pelaku usaha ini sudah familiar dengan sistem reimbursement dan masyarakat juga mengetahui adanya insentif sebesar Rp 7 juta. “Jika ini dihentikan, momentum ini akan hilang. “Ini adalah tujuan kami,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours