Suharso tanggapi penurunan anggaran BKPM pada 2025

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Direktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappen) Suharso Monoarfa menanggapi pidato Menteri Investasi/Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terkait Kementerian Kementerian. Anggaran investasi Program Pekerjaan Pemerintah (GWP) tahun 2025.

Hampir semua kementerian pasti akan meminta penambahan, termasuk penambahan Pak Bahlil besok (saat rapat dengan komisi VI DPR RI), kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan, Rabu.

Ia melanjutkan, berdasarkan aturan yang ada, Bappen berhak mengkaji ulang setiap program pemerintah terhadap GRC.

Dari GRC, RKP 2025 akan menilai jenis dan tingkat risiko (risk appetite) pada setiap rencana pembangunan.

“Jadi sekarang dengan alat GRC kita juga bisa mengatakan ‘oh ya, tidak, itu ya.’ Kalau (anggaran kementerian tertentu) naik, kita juga bisa turunkan,” kata Suharso Monoarfa.

Pada Selasa (11/6), Menteri Investasi/Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan agar Kementerian Investasi pada tahun 2025 menambah anggaran menjadi Rp 681 miliar.

Ia mengatakan, dengan anggaran yang tidak mencukupi maka akan sulit mencapai RKP 2025 yang ditetapkan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapenas.

“RKP bicara besaran nominalnya dan itu mempengaruhi perekonomian kita di tahun 2025. Bagaimana mungkin target investasi naik 1.850 juta RWD, tapi anggarannya turun. Dari Rp 1.400 triliun di tahun 2023, ketika anggaran melebihi Rp 1,2 miliar, sekarang targetnya ditingkatkan dan anggarannya dikurangi menjadi Rp 600 miliar. “Rp,” kata Direktur BKPM.

Bahlil meyakini, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa menghubungi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa untuk menjelaskan pemotongan anggaran tersebut.

Ia juga meminta agar RKP Kementerian Investasi diubah menjadi Rp800 agar bisa menentukan anggaran yang diterima.

“Saya minta kepada manajemen, RKP kami ubah dari Rp 1.850 menjadi Rp 800 triliun, karena ini mentalitas saya bekerja bersama tim. Jadi mohon maaf, saya tidak ingin karyawan saya hidup. .”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours