Super Langka, Peneliti Temukan Pria Dewasa Memiliki Tiga Penis

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Fenomena yang sangat langka ditemukan pada seorang pria di Inggris yang memiliki tiga penis. Kondisi ini disebut triphallia dan hanya menyerang satu dari lima hingga enam juta orang.

Peristiwa tersebut terungkap ketika para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Birmingham, Inggris, membedah jenazah pria berusia 78 tahun yang mendonorkan tubuhnya untuk keperluan medis.

Saat dilakukan perbaikan, diketahui jenazah tersebut mengalami kelainan yakni memiliki tiga penis atau disebut Triphalia.

“Triphallia, kelainan bawaan langka yang ditandai dengan adanya tiga batang penis yang berbeda, hanya dilaporkan satu kali dalam sejarah. “Hanya ada sekitar 100 kasus yang dilaporkan dalam literatur medis,” demikian bunyi laporan penulis dalam Journal of Medical Case Reports yang dikutip Interesting Engineering, Rabu (16/10/2024).

Selama pemeriksaan, peneliti mengamati bahwa pasien, seorang pria berkulit putih dengan tinggi sekitar enam kaki, memiliki alat kelamin luar yang normal. Namun penyelidikan lebih lanjut mengungkap adanya dua penis kecil lainnya yang tersembunyi di dalam kantung skrotum.

Penis primer dan sekunder berbagi uretra yang melewati penis sekunder sebelum melewati penis primer. Menurut penulis, penis supernumerary yang lebih kecil tidak memiliki struktur yang mirip dengan uretra.

Perkembangan alat kelamin dimulai di dalam rahim antara minggu keempat dan ketujuh kehamilan. Penis berkembang dari tuberkulum genital dan dikendalikan oleh dihidrotestosteron (DHT). Kelainan pada gen yang mempengaruhi reseptor androgen dapat menyebabkan kelainan fisik pada alat kelamin.

Dalam hal ini, tuberkulum genital bisa menjadi tiga kali lipat, sehingga uretra berkembang menjadi penis sekunder.

Ketika penis ini tidak berkembang, uretra berubah arah dan menjadi penis utama. Penis tersier adalah sisa dari tuberkulum genital triplet.

Para peneliti mencatat bahwa perbedaan karakteristik fisik tambahan pada penis yang dilaporkan dalam literatur medis sangat bervariasi, kemungkinan besar disebabkan oleh berbagai penyebab yang mendasarinya.

Duplikasi penis di dalam tubuh biasanya diketahui di kemudian hari, sehingga menyebabkan masalah seperti disfungsi seksual, gejala saluran kemih obstruktif, dan inkontinensia urin di masa dewasa.

“Kami tidak dapat memastikan bahwa cacat tersebut tidak diketahui dalam kasus ini karena orang tersebut sebelumnya telah menjalani operasi untuk memperbaiki hernia inguinalis,” tulis para peneliti.

Jika kelainan tersebut ditemukan saat pria tersebut masih hidup, maka kelainan tersebut mungkin tidak terjadi karena tidak ada gejala dan tidak berbahaya.

Mengingat sifat penemuan ini yang tidak disengaja, para peneliti berpendapat bahwa duplikasi internal penis mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penis bagian dalam yang tersembunyi tanpa gejala tambahan atau kebutuhan medis mungkin luput dari perhatian, sehingga membuat diagnosis menjadi sulit.

Penyedia layanan kesehatan harus memahami polifagia untuk mendiagnosis pasien dengan gejala urologi dan memberikan pengobatan yang tepat, seperti kateterisasi, pencitraan urologi, dan pembedahan.

Polifalia mungkin lebih umum terjadi daripada yang diperkirakan saat ini, sehingga pengetahuan tentang kondisi ini sangat penting untuk intervensi kesehatan yang efektif.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours