Taksi Terbang di IKN, Menhub: untuk Riset, Belum Komersial

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karja Sumadi mengatakan, taksi terbang milik perusahaan IKN saat ini sebatas uji coba dan penelitian. Karena di belahan dunia ini teknologi tersebut belum pernah diterapkan secara komersial.

“Jadi untuk penelitian boleh saja, tapi taksi terbang bukan untuk keperluan umum apalagi komersil,” kata Menhub saat ditemui usai konferensi pers Bali International Airshow 2024 di Jakarta, Senin (19/8/2024).

Menhub menjelaskan, wacana pengembangan taksi terbang belum mendapat rekomendasi dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau ICAO. Jadi Indonesia sebagai anggota ICAO juga mempunyai ketentuan tersebut.

“Jadi taksi terbang sebenarnya merupakan kegiatan yang baik, inovatif dan mungkin untuk pembelajaran yang baik.” Namun kita sebagai negara anggota ICAO harus patuh dan mengikuti apa yang diatur ICAO,” lanjutnya.

Meski demikian, Menhub mengaku saat ini Pemerintah sedang menyurati ICAO untuk memberikan penilaian terhadap uji terbang taksi yang baru-baru ini dilakukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN). Kami berharap dapat memberikan rekomendasi atau setidaknya mendapat perhatian lebih dari organisasi penerbangan sipil untuk penerapan taksi terbang di Indonesia.

“Saya mengirim surat ke ICAO untuk mendapatkan izin.” Insyaallah saya dapat jawabannya, mudah-mudahan diperbolehkan (mengoperasikan taksi terbang),” imbuh Menhub.

Sekadar informasi, sebelumnya Otoritas IKN bersama Hyundai Motor Group mengumumkan keberhasilan uji terbang Proof-of-Concept (PoC) Advanced Air Mobility (AAM) yang dilakukan di Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT Pranoto). Samarinda pada Senin, 29 Juli 2024.

Kegiatan AAM PoC ini bertujuan untuk menilai keandalan dan kesiapan moda transportasi Urban Air Mobility (UAM) sebagai wujud transformasi transportasi yang cerdas dan ramah untuk masa depan nusantara. Sertifikasi dan inspeksi mode UAM dilakukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan selama pengujian.

Moda AAM yang digunakan adalah OPPAV (Optional Passenger/Pilot Air Vehicle) hasil pengembangan Hyundai Motor Group bekerja sama dengan Korea Aerospace Research Institute (KARI) yang dirancang untuk meningkatkan mobilitas perkotaan melalui transportasi udara yang inovatif dan ramah lingkungan. . solusi.

Pada kesempatan ini ditampilkan integrasi pergerakan darat dan udara dalam mode Shucle, yaitu fasilitas transportasi on-demand yang berfungsi mengangkut penumpang ke layanan setengah mil dalam bentuk AAM.

Tes OPPAV dilakukan dengan kecepatan 50 kilometer per jam dan ketinggian 50 meter. Selama penerbangan 10 menit, OPPAV melakukan manuver memegang angka delapan. Uji coba ini merupakan demonstrasi kinerja OPPAV setelah alokasi wilayah udara di APT Pranoto, dimana uji terbang dikendalikan oleh stasiun pengendali darat di darat.

“Keberhasilan uji coba ini menjadi bukti minat dan keseriusan perusahaan global untuk ikut serta dalam pembangunan nusantara,” kata Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otoritas IKN, Mohamed Ali Berawi dalam keterangan resmi (29/7). ).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours