JAKARTA – Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap menyatakan pegawai KPK yang diduga terlibat perjudian online harus mendapat sanksi berat berupa pemecatan. Hal ini terjadi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi mendapat informasi adanya pegawai yang terlibat praktik perjudian online.
Pecat pegawai tersebut jika masih bekerja di KPK karena perjudian merupakan tindak pidana dan tidak memberikan contoh yang baik di masyarakat, kata Yudi kepada SINDOnews, Selasa (9/7/2024).
Menurut Yudi, sanksi berat tersebut dimaksudkan untuk memberikan efek jera dan menjadi pembelajaran bagi pegawai lainnya. Yudi menilai dengan adanya praktik tersebut dikhawatirkan akan menjadi permasalahan baru bagi pegawai KPK.
“Saya khawatir para pegawai ini akan mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan judi online yang justru akan menimbulkan permasalahan baru. Misalnya saja pinjaman online,” ujarnya.
Lanjut Yudi, ia juga meminta peran aktif Dewan Pengawas (Dewas) KPK dalam mengatasi permasalahan tersebut. “Dewas juga perlu menyikapi permasalahan ini secara proaktif,” ujarnya.
Ia sebelumnya mengaku memperoleh informasi tentang beberapa pegawai yang terlibat dalam praktik perjudian online. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan pihaknya berkomitmen untuk memberantas dan menertibkan praktik perjudian online agar tidak meluas.
“Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima informasi adanya perjudian online yang diduga melibatkan beberapa pegawai. KPK sepakat untuk memberantas praktik tercela tersebut dan (kami) melakukan mitigasi agar tidak menular ke pihak lain,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika. dalam keterangannya, Senin (8/7/2024).
Berdasarkan penelusuran awal regulator, kata Tessa, ada sejumlah nama yang bukan pegawai KPK. Namun, lanjutnya, pihaknya masih mengumpulkan informasi untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.
“Penelusuran awal yang dilakukan regulator mengungkapkan ada beberapa nama yang bukan pegawai KPK. Regulator terus mengumpulkan informasi terkait laporan tersebut untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
+ There are no comments
Add yours