Teknologi GPS di Bulan, Menjamin Astronot Tak Tersesat

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Beberapa negara dan perusahaan teknologi meningkatkan upaya peluncuran sistem navigasi satelit pertama di Bulan untuk mendukung beberapa misi di sana.

“Kamu telah mencapai tujuanmu.” Ungkapan ini sering terdengar ketika menggunakan alat bantu navigasi pada peta. Namun bagaimana jika tujuan Anda berada di luar Bumi? Bisakah sistem seperti Global Positioning System (GPS) diperluas ke planet selain Bumi?

Sekarang hal itu akan segera terjadi. NASA dan mitranya di Eropa dan Jepang sedang mengembangkan konsep navigasi satelit di Bulan yang akan segera diluncurkan. Juli lalu, Badan Antariksa Nasional Tiongkok (CNSA) mengumumkan rencana untuk membangun konstelasi 21 satelit komunikasi dan navigasi untuk mendukung ambisinya di bulan.

Dorongan ini datang bersamaan dengan peningkatan aktivitas dan penelitian yang direncanakan untuk beberapa tahun ke depan. Misi-misi ini memerlukan sistem logistik yang canggih, termasuk sistem penentuan posisi, navigasi, dan waktu (PNT), yang merupakan tulang punggung infrastruktur di Bumi.

Misalnya, program Artemis NASA bertujuan mengirim astronot ke kutub selatan Bulan dan memerlukan komunikasi yang andal serta layanan lokasi yang tepat. Tiongkok juga berencana mengirim awak ke Bulan pada dekade ini, dan berbagai entitas pemerintah dan swasta lainnya juga akan mengirimkan robot penjelajah ke permukaan bulan.

Sektor luar angkasa komersial juga mencari peluang dalam perekonomian bulan yang baru, seperti ekstraksi sumber daya, manufaktur gravitasi rendah, penelitian ilmiah, dan pariwisata. Di masa lalu, misi bulan menggunakan pemancar dasar untuk komunikasi dan navigasi, namun eksplorasi bulan di masa depan akan membutuhkan sistem satelit yang mampu mencakup seluruh permukaan bulan – atau setidaknya sebagian darinya.

“GPS telah menjadi tulang punggung perekonomian kita di Bumi,” kata Cheryl Gramling, insinyur luar angkasa yang memimpin pengembangan PNT dan standar bulan di NASA, seperti dilansir Wired, Sabtu (9/7/2024).

Sistem navigasi satelit di Bulan akan sangat membantu dalam sistem pendaratan, pemanfaatan sumber daya, dan perencanaan rute. Karena misi yang direncanakan di sana, fokus awalnya adalah di Kutub Selatan Bulan. Namun, menutupi seluruh permukaan bulan mungkin merupakan tujuan jangka panjang.

Agar sistem GPS bulan dapat berfungsi, beberapa tantangan kompleks harus diselesaikan terlebih dahulu. Salah satunya adalah menentukan waktu yang tepat dalam sebulan. Sejauh ini, misi ke bulan menggabungkan siklus siang dan malam selama dua minggu, namun saat ini tidak ada skala waktu standar di Bulan yang serupa dengan Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) di Bumi.

Momen yang tepat dari inovasi utama yang memungkinkan munculnya Sistem Satelit Navigasi Global (GNSS), kategori yang mencakup GPS Amerika, BeiDou Tiongkok, GLONASS Rusia, dan Galileo Eropa. Satelit jaringan ini dilengkapi dengan jam atom yang mengukur waktu dengan presisi sangat tinggi. Namun, jam di Bulan akan berdetak lebih cepat dibandingkan di Bumi karena pengaruh relativitas umum.

NASA, Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) saat ini sedang mengawasi proyek terkait konstelasi GPS di Bulan. Semua ini dirancang untuk memenuhi kerangka kerja yang dapat dioperasikan yang disebut LunaNet, yang menetapkan standar yang akan digunakan untuk layanan komunikasi, penentuan posisi, navigasi, dan pengaturan waktu di Bulan.

Sementara itu, Tiongkok juga tertarik untuk mengembangkan infrastruktur navigasi bulan dan mungkin mengembangkan konstelasi GPS bulannya sendiri. Kerja sama internasional dapat menjadi cara yang lebih efektif dan bermanfaat bagi semua pihak. Namun, apakah Bulan akan memiliki beberapa sistem GPS seperti di Bumi atau menjadi satu sistem universal masih belum pasti.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours