Teknologi Iran Ini Bikin Serangan Balik Israel Ambrol

Estimated read time 2 min read

TEHERAN – Mengantisipasi serangan balik Israel. Menurut Garda Revolusi Iran, sistem pertahanan udara diaktifkan tadi malam di kota Isfahan, Iran.

Seperti dilansir DPA, serangkaian ledakan pada malam hari menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan serangan Israel.

Kantor berita Fars Iran mengutip sumber dari Garda Revolusi yang mengatakan bahwa sistem pertahanan udara merespons setelah mendeteksi benda terang.

Itu bukanlah latihan yang direncanakan dan tidak ada kontak dengan musuh, kata pernyataan itu.

Radio pemerintah menyebut insiden itu sebagai tindakan defensif.

Sekitar seminggu yang lalu, Garda Revolusi Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel.

Serangan itu dilakukan Israel setelah serangkaian pembunuhan terhadap tokoh-tokoh penting dalam jaringan sekutu Iran.

Israel sebelumnya telah mengumumkan niatnya untuk membalas.

Kota Isfahan, yang terkenal dengan arsitektur Persia-Islam, adalah salah satu tujuan wisata paling populer di negara ini.

Kota ini juga merupakan lokasi fasilitas pertahanan industri penting dan program nuklir negara tersebut.

Israel sendiri memiliki Iron Beam, sistem senjata laser berenergi tinggi yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems, untuk digunakan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Sistem ini memiliki kekuatan sekitar 100 kW dan dirancang untuk menjadi bagian dari sistem pertahanan udara berlapis Israel.

Pengembangan Iron Beam Proyek Iron Beam pertama kali diumumkan pada Singapore Air Show pada bulan Februari 2014.

Sistem ini dikembangkan sebagai pelengkap sistem pertahanan rudal Israel yang sudah ada, seperti Iron Dome, yang bertujuan untuk menjaga pasukan militer dan warga sipil dari jarak dekat dari ancaman udara yang semakin canggih seperti drone, roket, dan mortir.

Rafale juga mempresentasikan senjata versi angkatan laut di Pameran Pertahanan Maritim Internasional (IMDEX) di Singapura pada Mei 2023.

Pembangunan Iron Beam dipercepat untuk menghadapi situasi konflik yang semakin meningkat, terutama pada peristiwa dengan Hamas pada Oktober 2023.

Awalnya, sistem ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2025, namun karena kebutuhan mendesak, pengembangan dilakukan dengan cepat.

Pada bulan Maret 2022, pemerintah Israel menyetujui alokasi dana untuk mempercepat pembangunan balok baja bekerja sama dengan perusahaan Elbit Systems. Rafael juga bermitra dengan perusahaan luar angkasa Amerika Lockheed Martin untuk mengembangkan dan menguji sistem laser ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours