Teknologi SCM kian diminati perusahaan di Indonesia

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Teknologi supply chain management (SCM) semakin populer di kalangan perusahaan Indonesia karena membantu perusahaan meningkatkan pendapatannya.

Jansen Jumino, chief business officer Mekari, sebuah perusahaan perangkat lunak sebagai layanan (SaaS) yang menyediakan solusi SCM berbasis cloud, mengatakan manajemen rantai pasokan meningkatkan laba perusahaan dengan mengendalikan biaya operasional. Meminimalkan dampak volatilitas pasar dan merespons kebutuhan konsumen dengan cepat.

“Tren digitalisasi rantai pasokan menjadi lebih umum secara global karena teknologi telah terbukti meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan dan memantau proses di setiap titik dalam rantai pasokan,” kata Jansen dalam siaran pers Meikali, Jumat.

“Lebih khusus lagi, teknologi dalam bentuk solusi SCM berbasis cloud meningkatkan otomatisasi rantai pasokan, efisiensi, dan visibilitas, sehingga memungkinkan perusahaan merespons fluktuasi permintaan pasar dengan cepat,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa solusi SCM dapat membantu bisnis mengatasi tantangan yang biasa mereka hadapi, seperti menyeimbangkan kembali pasokan dari pemasok selama kenaikan harga komoditas dan mengelola inventaris selama gangguan pasokan.

Pak Jansen kemudian berbagi tren digitalisasi rantai pasokan berdasarkan data Mekari yang dikumpulkan dalam makalah “Tantangan dan Peluang Rantai Pasokan di Indonesia”.

Infografis Mekaru. (Antara Ho)

Keuntungan digitalisasi

Perusahaan-perusahaan Indonesia sedang mendigitalkan operasi rantai pasokan mereka. Menurut survei, sebagian besar perusahaan, atau 58%, menggunakan solusi SCM berbasis cloud untuk manajemen rantai pasokan.

Jansen menambahkan bahwa perusahaan lebih tertarik pada solusi cloud SCM dibandingkan solusi lokal karena manfaat yang ditawarkan. Solusi Cloud SCM mengurangi investasi dan biaya bulanan, membebaskan perusahaan dari biaya pemeliharaan perangkat lunak dan infrastruktur mereka sendiri.

“Skalabilitas yang diberikan oleh solusi SCM berbasis cloud menghilangkan biaya implementasi yang tinggi, yang merupakan salah satu hambatan utama dalam mengadopsi teknologi ini. “Ini akan memungkinkan kami mempercepat penerapan dan merespons permintaan pasar secara lebih dinamis,” katanya.

Terus berkembang

Perusahaan yang menggunakan solusi SCM berbasis cloud untuk mengelola rantai pasokannya mengalami pertumbuhan pendapatan 45% lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan teknologi ini.

“Hal ini membuktikan bahwa penggunaan solusi SCM berbasis cloud membuahkan hasil positif yang tercermin pada peningkatan pendapatan bisnis,” kata Jansen.

Biaya

Perusahaan sepakat bahwa tantangan utama yang mereka hadapi dalam manajemen rantai pasokan termasuk mengurangi peningkatan biaya produksi dan logistik (43%), mencegah dampak lingkungan dari aktivitas rantai pasokan (37%) dan mengurangi eksternalitas seperti penundaan dan kekurangan pasokan. .(36 persen) setuju bahwa hal ini membantu mengurangi dampak gangguan.

“Fluktuasi permintaan konsumen, rendahnya permintaan pasar, dan terbatasnya visibilitas rantai pasokan merupakan tiga tantangan lain yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia,” ujarnya.

Keajaiban AI

Sebagian besar perusahaan kini menerapkan teknologi untuk mengotomatisasi proses-proses utama dalam rantai pasokan mereka. Hanya 6% perusahaan yang telah mengambil langkah selanjutnya dalam adopsi teknologi: menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola rantai pasokan mereka.

“Namun, 43% dari mereka berencana mengadopsi teknologi ini dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Artinya potensi transformasi digital masih sangat luas, baik pada fase otomatisasi maupun fase implementasi AI.” . dikatakan

Jansen menambahkan, tren digitalisasi dalam manajemen rantai pasokan akan terus tumbuh seiring transformasi digital menjadi bagian dari rencana strategis jangka panjang berbagai perusahaan. Kehadiran kecerdasan buatan menciptakan peluang baru bagi perusahaan dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan bisnisnya.

“Perusahaan Indonesia harus mulai bersiap memanfaatkan teknologi masa depan,” lanjutnya.

Bagi bisnis yang masih tradisional, fokus transformasi digital sebaiknya pada penerapan solusi digital yang mengotomatiskan proses bisnis inti.

Bagi perusahaan yang lebih maju yang menggunakan solusi digital, tantangan berikutnya adalah memanfaatkan lebih jauh solusi yang ada untuk mengotomatisasi pengelolaan data.

“Jalan menuju adopsi AI tentu panjang dan bertahap, namun semuanya dimulai dengan digitalisasi data dan proses untuk meningkatkan visibilitas, diikuti dengan otomatisasi berkelanjutan untuk membantu bisnis menggunakan AI di masa depan,” tutup Janssen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours