Temuan Baru, Ada Lautan di Planet Pluto

Estimated read time 2 min read

Jakarta – Para ilmuwan telah menemukan sejenis lautan di planet Pluto. Hal ini mengacu pada beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Pluto memiliki lapisan air di bawah permukaannya.

Space.com memberitakan pada Sabtu (25/5/2024) bahwa banyak ilmuwan yang meyakini Pluto memiliki kriovolkano yang memuntahkan uap air bahkan es padat. Air tersebut diyakini berasal dari suatu tempat. Kini kecurigaan adanya lapisan air cair di bawah kerak Pluto semakin kuat karena sesuai dengan gambaran tersebut.

Para peneliti di Universitas Washington di St. Louis dan Lunar and Planetary Institute di Houston mulai memodelkan lapisan cair. Secara khusus, mereka ingin mencocokkan Sputnik Planitia – cekungan berbentuk hati di bawah permukaan Pluto yang diduga akibat tabrakan tersebut.

Para peneliti menguji berbagai konfigurasi ketebalan lautan dan kepadatan air yang akan menghasilkan Sputnik Planitia berisi retakan yang diamati oleh tim satelit New Horizons.

“Kami memperkirakan semacam lingkungan Goldilocks yang kepadatan dan ketebalan batuannya tepat,” kata Alex Nguyen, mahasiswa pascasarjana di Washington University di St. Louis. Lewis dan salah satu penulis penelitian mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Perhitungan mereka menunjukkan bahwa lautan Plutonia mungkin memiliki lebar sekitar 40 hingga 80 kilometer, dan 8 persen lebih padat daripada air laut di Bumi. Kepadatannya kira-kira sama dengan Great Salt Lake.

Dipercaya bahwa ada lautan cair di bawah permukaan es nitrogen. Penelitian terbaru menunjukkan seperti apa bentuk lautan: mungkin lebih dalam dari kerak bumi dan lebih padat dari air laut di bumi.

Keberadaan lautan di Plutonia masih diperdebatkan karena para ilmuwan tidak memiliki cukup data tentang Pluto untuk mengetahui apakah bukti tersebut benar-benar menunjukkan keberadaan air atau hanya kebetulan belaka. Baru-baru ini, sebuah penelitian yang mensimulasikan asal usul Sputnik Planitia menunjukkan bahwa jika interior Pluto padat, maka cekungan berbentuk hati bisa saja terbentuk.

Faktanya, permukaan Pluto cocok untuk suhu kriogenik 364 F (-220 Celcius) atau serupa dengan padatan beku. Pluto sebenarnya tidak memiliki tonjolan khatulistiwa, sebuah fitur yang tidak akan terbentuk jika interior objeknya berbentuk cair. Kedua, es Pluto tampaknya retak seiring waktu karena peregangan, kemungkinan disebabkan oleh pembekuan air cair di bawah es nitrogen di bagian atas, karena air adalah salah satu dari sedikit bahan yang memuai saat dibekukan.

Para peneliti baru bisa mengetahui kebenaran sebenarnya ketika penerus tim New Horizons tiba di Pluto untuk mengkaji ulang apa yang terjadi di sana.

MG/Maulana Kusumdeva Iskandar

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours