Terancam Krisis Bahan Bakar, Negara UE Ini Coba Pulihan Pasokan Minyak Rusia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Slovakia menyatakan telah menawarkan solusi teknis kepada Ukraina untuk melanjutkan pasokan minyak Rusia yang ditangguhkan ke kilang Slovakia dan Hongaria. Negara Uni Eropa (UE) tersebut berupaya memulihkan aliran minyak Rusia, menyusul dampak blokade yang dapat berujung pada krisis bahan bakar pada awal September.

Anggota Uni Eropa Timur, Slovakia dan Hongaria, tidak lagi menerima minyak dari Rusia melalui Ukraina setelah Kiev menjatuhkan sanksi terhadap Lukoil. Kebijakan tersebut memberikan tekanan pada kilang di Hongaria dan Slovakia, yang dimiliki oleh grup minyak dan gas Hongaria, MOL.

Perselisihan tersebut menunjukkan bagaimana beberapa negara Uni Eropa masih bergantung pada energi Rusia lebih dari dua tahun setelah blok tersebut memutuskan untuk membekukan impor minyak menyusul invasi Moskow ke Ukraina.

Pemerintah Bratislava dan Budapest, yang menentang sanksi terhadap Moskow dan mengirimkan bantuan militer ke Kiev, mengkritik langkah Ukraina yang memutus pasokan ke Lukoil dan masih mencari mediasi Uni Eropa dalam perselisihan tersebut.

Kepala Staf Perdana Menteri Hongaria Gergely Guljas mengatakan keputusan Ukraina merupakan pemerasan terhadap posisi Hongaria dan Slovakia dalam perang Rusia di Ukraina.

Sementara itu, kantor pemerintah Slovakia mengatakan Perdana Menteri Robert Fico berbicara dengan timpalannya dari Ukraina Denis Shmyhal pada hari Jumat.

“(Fico) menawarkan solusi teknis kepada mitra Ukraina di mana beberapa negara, termasuk Slovakia, harus berpartisipasi,” kata kantor tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pembelian alternatif dikatakan lebih mahal dan mungkin tidak sesuai secara teknologi untuk kilang minyak Slovakia, Slovnaft. Pembicaraan intensif akan diadakan pada tingkat tertinggi dalam beberapa jam dan hari mendatang, tambahnya.

Pasokan minyak dari pemasok Rusia lainnya dikatakan terus menerus. Dalam kasus Lukoil, kedua negara ingin Komisi Eropa menggunakan perjanjian asosiasi dengan Ukraina, yang menyatakan bahwa Kiev tidak dapat memblokir transit minyak.

Slovakia, yang mengaku menyandera Ukraina dan Uni Eropa dalam perselisihan tersebut, meminta Komisi pada hari Kamis untuk tidak menunda pembicaraan. Pihak berwenang Hongaria juga menyerukan tindakan cepat untuk menyelesaikan masalah pasokan minyak.

“Jika situasi ini tidak teratasi, akan terjadi kekurangan bahan bakar… solusi harus ditemukan pada bulan September,” kata Gulja pada konferensi pers.

“Ukraina memeras dua negara yang memperjuangkan perdamaian dan gencatan senjata,” jelasnya.

Sebaliknya, ajudan Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menolak tuduhan Budapest, dengan mengatakan bahwa keputusan Ukraina untuk menghentikan transit minyak Rusia ke Hongaria dan Slovakia tidak ada hubungannya dengan pemerasan.

Gulias mengatakan Budapest juga sedang mencari solusi. “Salah satunya adalah Ukraina, yang mengakui bahwa mereka tidak dapat melakukan hal ini dengan dua negara Uni Eropa,” ujarnya.

“Yang kedua adalah Komisi Eropa membantu kami, dan yang ketiga adalah kami telah menemukan celah hukum yang memungkinkan minyak ditransfer dari pihak yang tidak terkena sanksi,” katanya.

Tamas Pletzer, analis minyak dan gas di Erste Group Bank di Budapest, mengatakan kemungkinan kekurangan bahan bakar besar-besaran setelah musim panas tidak mungkin terjadi. Diakuinya, tawaran Lukoil memang “tidak tergantikan, namun tetap saja sayang jika kehilangannya”.

Sekadar informasi, Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap minyak Rusia pada tahun 2022, meskipun Slovakia, Hongaria, dan Republik Ceko diberikan pengecualian karena ketergantungan mereka pada minyak Rusia. Kilang minyak Ceko, yang dimiliki oleh Orlen Polandia, tidak menerima pasokan dari Lukoil dan oleh karena itu tidak terkena dampak langsung dari perselisihan tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours