Terapkan Kurikulum Merdeka, Anak Usia Dini Dikenali dengan Kuliner Khas Kudus

Estimated read time 2 min read

KUDUS – Seperti salah satu sekolah mengemudi; Sampai Masehi Kudus; Kudus, Media Java diberikan kebebasan untuk memberikan pendidikan terbaik kepada siswanya. Salah satunya mengenalkan banyak kuliner Kudus kepada anak-anak.

Agustin Ratna Ayuningsih, Kepala TK Masehi Kudus, mengatakan sekolahnya berupaya menerapkan kurikulum mandiri sejak dini, sehingga membawa banyak hal positif bagi siswa.

“Anak-anak bisa belajar kekanak-kanakan dengan bermain-main seperti ini. Kami mengajak Anda menikmati bermain di sini,” Jalan KH Wahid Hasyim No. 89; kata Kudus dalam diskusi di sekolahnya di Jawa Tengah. Senin (11/6/2024).

Baca Juga: Kemendikbud Tegaskan Literasi di Kurikulum Mandiri

Tak hanya Una yang mengirim sekolah ke Jawa Tengah, sekolah ini memperkenalkan budaya di Kudus, mendorong Kurikulum Merdeka.

“Kita banyak mengenalkan merek Kudus pada makanan. Tahun lalu Keciput. Tahun ini anak-anak membuat widaran dan stik bawang,” ujarnya.

Siswa TK Masehi Kudus bersalaman dengan guru di penghujung jam sekolah. Foto/Berita SINDO

Menurut dia; Para guru mengenalkan anak laki-laki tersebut pada dapur milik Kudus dengan cara yang sederhana sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan tradisi yang telah ditanamkan dalam diri mereka sejak kecil.

Baca Juga: Tata Cara Pendaftaran Kursus Mandiri; Buka hingga 28 April 2024

Tanpa berhenti di sini; TK Masehi Kudus memperkenalkan konsep ketenagakerjaan dengan mengadakan pameran. Untuk melahirkan anak; Memperkenalkan konsep pengemasan dan pemasaran dengan cara yang menyenangkan.

“Kemudian bersama guru, anak-anak membuat widaran. Dan pada hari pasar, hasil karya anak-anak diperlihatkan agar bisa dijual oleh orang tuanya,” lanjut Agustinus.

Menurut Agustin, sekolahnya yang didirikan pada tahun 1963 ini mendapat pelatihan dan dukungan dari Djarum Foundation tentang cara menginformasikan dan mengenali emosi anak guna mendukung tumbuh kembang anak.

Guru mengajarkan berbagai permainan yang cocok untuk anak, dan guru diajarkan untuk memudahkan anak dalam memilih berbagai permainan edukatif yang telah disiapkan.

“Sebagai guru, banyak jenis permainan yang disiapkan oleh anak-anak dan remaja dengan mudah dan diawasi,” ujarnya.

Menurut Agustin, tantangan penerapan kurikulum mandiri adalah mengembangkan hasil pembelajaran. Namun, Akomodasi dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Mandiri.

Namun dengan bantuan PMM dan Kemendikbud, hasil pembelajaran diberikan kebebasan yang digunakan sesuai dengan sifat sekolahnya, ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours