Terminal LPG Tanjung Sekong kian hijau dan andal jaga ketahanan energi

Estimated read time 4 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pabrik LPG Tanjung Sekong, Cilegon, Banten yang menjadi tulang punggung bahan bakar LPG nasional menjadi ramah lingkungan dan andal dalam menjaga ketahanan energi nasional setelah banyak dipasang teknologi baru.

Terminal yang menyuplai sekitar 40 persen kebutuhan LPG Tanah Air adalah PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak perusahaan PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Dikelola oleh Pertamina . (persero).

Eka Suhendra, Manajer Strategi Bisnis PIS, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan efisiensi stasiun LPG Tanjung Sekong meningkat ketika mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti sistem otomasi terminal, sistem operasi digital (DIOS), dan sistem operasi bekas. energi matahari. Listrik, dll.

“Sebagai pemain utama sektor transportasi energi di Asia Tenggara, PIS terus berkomitmen memberikan kinerja terbaik dengan memastikan keandalan PET di Terminal Tanjung Sekong untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia,” ujarnya saat melakukan pemeliharaan terminal bus ini. . Untuk memastikan peningkatan efisiensi dan kinerja spesifik.

Dengan penerapan teknologi baru pada tahun 2024, Pelabuhan Tanjung Sekong berhasil menjaga Biaya Operasional Pelabuhan (BOR) hingga 57%.

Hal ini meningkatkan efisiensi waktu pelabuhan atau port time yang digabungkan menjadi 42,5 jam dan 284 kunjungan kapal.

Capaian tersebut menaikkan levelnya (dari) menjadi 1,28 ton (MT) atau lebih dari 11 persen rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Eka menjelaskan, integrasi berbagai teknologi merupakan upaya untuk memberikan layanan yang lebih terintegrasi, mulai dari layanan pengiriman hingga transportasi, sehingga operasional bisnis dapat fokus dan mampu memberikan solusi tercanggih bagi seluruh rantai pasok.

“Penggunaan teknologi terkini mendorong Stasiun LPG Tanjung Sekong menjadi terminal LPG termodern di Indonesia dalam pengelolaan dan pendistribusian LPG, sehingga kedepannya akan menjadi pelabuhan terbesar dan pelayanan terbaik khususnya Terminal. ” dia berkata.

Ketua PET Bpk. Bayu Prostiyono menjelaskan bahwa kunjungan tersebut menyoroti pentingnya peran dukungan PET bagi pertumbuhan berkelanjutan bisnis ramah lingkungan SH IML.

“Sebagai pionir ramah lingkungan dunia, SPBU Tanjung Sekong telah menetapkan sistem keselamatan yang kuat, teknologi terkini, dan menerapkan kebijakan ramah lingkungan sesuai standar internasional, terbukti dengan adanya SH IML dan Pertamina terlibat dalam pengembangan Net. Nol emisi di Indonesia,” ujarnya saat didampingi Eka dalam kunjungan manajemen.

Berbagai inisiatif tersebut, lanjut Bayu, telah berhasil menurunkan emisi karbon stasiun sebesar 16,61 ton CO2 pada tahun 2023 atau setara dengan pengurangan sebesar 97,5 tCO2e per tahun.

Selain itu, Pelabuhan PET Tang Charoen Sekong juga menjadi pelabuhan pertama yang menerima Sertifikat Energi Terbarukan Internasional (REC) dan mendapat penghargaan lingkungan hidup dari pemerintah: PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

PET juga terlihat melakukan berbagai inisiatif lingkungan seperti instalasi tenaga surya dan proyek konservasi badak di Taman Ujung Kulon.

Stasiun yang beroperasi sejak 2012 ini memiliki luas 12,9 hektare dengan kapasitas penyimpanan 98.000 MT atau 196.000 meter kubik (CBM).

Pada tahun 2020, Terminal LPG Tanjung Sekong ditingkatkan menjadi terminal LPG berpendingin dengan 3 terminal dan dapat menangani kapal berukuran 3.500 hingga 65.000 DWT, sehingga memudahkan impor dan ekspor LPG. Terminal LPG Tanjung Sekong, Cilegon, Banten, dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak perusahaan PT Pertamina International Shipping (PIS). Humas ANTARA/HO-PIS

Bayu menambahkan, PET terus berupaya memberikan penyedia jasa keamanan terbaik dengan mengedepankan prinsip kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan (HSSE) serta menghargai integritas dengan mempertimbangkan risiko bisnis secara efektif dan menerapkan teknologi terkini pada lingkungan.

Mengenai pengenalan teknologi baru, Bayu menjelaskan bahwa node tersebut menggabungkan sistem berteknologi tinggi seperti DIOS untuk manajemen proyek real-time dan titik akhir otomatis untuk sistem kontrol terpadu di bagian akhir.

Node tersebut juga menggunakan sistem untuk mengontrol kecepatan kecepatannya, sehingga dapat bekerja dengan cepat dan mudah.

Untuk tujuan keselamatan, stasiun ini juga dilengkapi dengan kamera kebocoran gas untuk mendeteksi kebocoran gas sejak dini dan sistem proteksi kebakaran untuk mencegah kebakaran pada cuaca buruk.

Terminal LPG Tanjung Sekong merupakan satu dari enam terminal LPG yang dikelola PIS melalui PET.

Lima SPBU utama lainnya yang dikelola PET adalah Terminal Terpadu Tanjung Uban (Kepulauan Riau), SPBU Pulau Sambu (Kepulauan Riau), SPBU Kotabaru (Kalimantan Selatan), SPBU Baubau (Sulawesi Tenggara), dan SPBU LPG Berpendingin Tuban. Jawa Timur).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours