Terminal Tanjung Uban siap jadi trading hub energi di Asia Tenggara

Estimated read time 3 min read

Jakarta dlbrw.com – PT Pertamina International Shipping (PIS), sub-holding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Pertamina (Persero) mengatakan kinerja Terminal Terpadu Tanjung Uban di Bintan, Kepulauan Riau terus membaik dan siap menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara.

Chief Financial Officer PIS Dia Kurniawati dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan menyusul penerapan program pemindahan titik transfer logistik dari luar negeri ke gudang dalam negeri atau gudang pemasok (SHS), jumlah kargo dari terminal yang dikelola PT Pertamina Energiterminal semakin banyak. PET), menurun. , anak perusahaan PIS, terus berkembang.

Terminal ini menempati posisi strategis di dekat Selat Malaka. Sebelumnya, pihaknya hanya menyalurkan BBM dan liquid petroleum gas ke Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan bagian barat.

Dalam program SHS yang dimulai pada tahun 2022, 13 kapal telah menerima kargo SHS sebanyak 4,83 juta barel.

Tahap selanjutnya pada akhir tahun 2023 hingga Juli 2024 sebanyak 18 kapal berkapasitas 5,3 juta barel.

Peningkatan kinerja dan pengoperasian terminal strategis ini dikonfirmasi langsung oleh Chief Financial Officer PIS Diah Kurniawati dalam rangkaian kunjungan manajemen (MWT) di Tanjung Uban pada Kamis (18 Juli 2024).

“Terminal Terpadu Tanjung Uban yang berstatus Hub Logistik Kepabeanan (PLB) menjadi keunggulan bagi SH IML. Dengan kemampuan terbaik dan posisi strategisnya, menarik pelanggan dalam skala global. Hal ini tentunya sejalan dengan rencana dan strategi SH IML. mengembangkan pasar tanpa paksaan,” kata Dia.

Berbagai peningkatan PET selama beberapa tahun terakhir telah meningkatkan kapasitas terminal menjadi 8.715 kiloliter/hari untuk bahan bakar minyak dan 2.693 ton/hari untuk LPG, dengan total 200 kunjungan kapal per bulan.

Ke depan, Dia menambahkan, rencana SHS 2025-2028 akan memposisikan terminal tersebut sebagai pusat perdagangan konsumen luar dan dalam negeri.

Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan memaksimalkan ketercampuran produk bensin sehingga 2-3 komponen dapat diproses secara bersamaan dalam satu tangki.

Direktur Manajemen Risiko PIS Muhamad Resa menambahkan, sebagai bagian dari mitigasi risiko, Terminal Terpadu Tanjung Uban juga telah dilengkapi dengan buffer zone sebagai jarak aman antara wilayah operasional dan pemukiman sepanjang 1.675m.

Daerah penyangga tersebut berisi hutan dan rawa seluas 205 hektar atau 83 persen luas wilayah.

PET juga telah memasang sistem proteksi petir di 18 titik di seluruh area produksi.

“Berbagai langkah keselamatan ini kami terapkan mengingat pentingnya peran Terminal Terpadu Tanjung Uban sebagai penyangga ketahanan energi nasional. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan PIS terhadap kesejahteraan pekerja dengan standar HSSE global yang dapat dicapai pada tahun 2023 dengan zero fatality dan 40 ,5 juta jam kerja pastinya,” kata Dia.

Terminal Terpadu Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau. Humas ANTARA/HO-PIS

Terminal Terpadu Tanjung Uban memiliki luas lebih dari 250 hektar dengan kapasitas penyimpanan 402.413 kiloliter bahan bakar minyak dan 93.500 ton bahan bakar gas cair.

Dengan tujuh tempat berlabuh yang mampu menangani kapal dengan bobot mati 600.000 hingga 100.000 ton, bahan bakar minyak, bahan bakar gas cair, dan kargo lainnya dapat didistribusikan secara efisien.

Terminal Terpadu Tanjung Uban merupakan salah satu dari enam terminal energi strategis yang dioperasikan PIS melalui PET. Terminal lainnya adalah Terminal LPG Reefer Tanjung Sekong (Banten), Terminal BBM Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Terminal BBM Kotabaru (Kalimantan Selatan), Terminal BBM Baubau (Sulawesi Tenggara) dan Terminal LPG Reefer Tuban (Jawa Timur).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours