Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kepala Bidang Dukungan dan Pelayanan Otoritas AIDS (KPA) DKI Jakarta, dr. Taufik Alief Fuad mengatakan, satu atau tiga kali pemeriksaan darah saja tidak cukup untuk mendeteksi apakah seseorang terjangkit human immunodeficiency virus (HIV).

“HIV hanya bisa dideteksi dengan mengambil darah seseorang dan dites. Tes saja tidak cukup. Kalau tes ketiga dinyatakan reaktif, kita katakan dia mengidap HIV,” ujarnya dalam diskusi daring yang diselenggarakan TKI Provinsi Jakarta. Pemerintah. , Rabu. Taufiq mengatakan, ujian pertama ini dilakukan sebagai tes skrining awal. Kemudian bila hasilnya menunjukkan reaksi, pengujian diulangi sebanyak tiga kali. Saat ini tes HIV bisa dilakukan di 221 fasilitas kesehatan (faskes) di 249 kecamatan dan 44 kecamatan di DKI Jakarta.

“Setiap kecamatan memiliki tiga hingga empat fasilitas tes darah. Fasilitas tersebut tersebar di rumah sakit, klinik, dan lapas atau rutan,” ujarnya. Baca Juga: TKI KPA Sebut Tak Semua Pengidap HIV Patuh Minum Obat Rakyat untuk Tes HIV

“Kami juga melakukan mobile klinik yang bisa dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat. Tesnya gratis. Reagennya disediakan pemerintah. Hasilnya bisa langsung diketahui,” kata Taufiq.

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Jika pasien yang terjangkit virus ini tidak mendapat pengobatan secara rutin, kondisinya bisa menjadi AIDS yang berarti daya tahan tubuhnya sangat lemah dan rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit serius.

Salah satu penyakit yang rentan terkena kondisi ini adalah Tuberkulosis atau TBC.

“Tuberkulosis adalah penyakit oportunistik (terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah), lebih sering terjadi pada orang dengan HIV dan TBC, yang juga merupakan masalah di Indonesia,” kata Taubig.

Data Dinas Kesehatan periode Maret 2023-Maret 2024 menunjukkan 59.424 Orang dengan HIV (ODHIV) di Jakarta. Dari jumlah tersebut, 40 ribu di antaranya rutin mengonsumsi obat antiretroviral atau ARV.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours