Tidak Ada Masalah Teknologi, Rusia Siap Tandingi AS dalam Perlombaan Rudal Jarak Menengah

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Rusia berhak merancang dan memproduksi rudal berkemampuan nuklir jarak menengah sebagai respons atas keluarnya Amerika Serikat (AS) dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah dan pengembangan senjata tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada konferensi pers usai KTT Organisasi Kerjasama Shanghai pekan ini.

“Rusia tidak punya pilihan selain menanggapi upaya AS untuk mengembangkan dan mengerahkan sistem rudal yang sebelumnya dilarang oleh Perjanjian INF,” kata Dmitry Stefanovich, peneliti di Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional yang berbasis di Moskow. Dengan Akademi Pengetahuan Rusia.

“Rusia terpaksa terlibat dalam masalah ini,” kata Stefanovich, seraya menambahkan bahwa saat ini terdapat perlombaan rudal jarak pendek dan menengah yang nyata di dunia, dan Rusia serta Amerika Serikat bukanlah satu-satunya peserta.

“Kami telah memantau tindakan Amerika Serikat selama beberapa waktu. Mungkin itu adalah pengekangan atau mungkin ada, katakanlah, hal-hal yang lebih penting pada saat itu,” katanya, seraya menambahkan: “Demonstrasi dan pengerahan pasukan baru Rusia sistem rudal mungkin akan segera menyusul.”

Menurut Stefanovich, sistem rudal berbasis darat Rusia yang baru dapat mencakup versi rudal jelajah Kalibr dan rudal jelajah hipersonik Zircon yang diluncurkan di darat, serta (mungkin) rudal balistik jarak jauh Iskander yang baru.

Dia juga mengingatkan bahwa Rusia sedang mengerjakan Rubez, sebuah “rudal balistik antarbenua ringan” yang mungkin dapat diubah menjadi rudal jarak pendek atau menengah.

“Tidak ada masalah teknis di sini,” tegas Stefanovic.

Berbeda dengan sistem rudal berbasis udara dan laut, peluncur rudal berbasis darat lebih murah perawatan dan penyebarannya serta lebih sulit dideteksi karena bergerak melintasi wilayah Rusia yang luas.

Mengenai wilayah di mana sistem rudal tersebut dapat dikerahkan, Stefanovich menyarankan bahwa wilayah tersebut mungkin berada di dekat Timur Jauh di mana sistem rudal serupa AS baru-baru ini muncul, atau Distrik Militer Leningrad yang dibentuk sebagai tanggapan terhadap pelanggaran NATO di perbatasan barat Rusia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours