Tiga keputusan kontroversial wasit pertandingan Bahrain vs Indonesia

Estimated read time 4 min read

Permainan TAK, Ahmad Abu Bakr Said al-Qaf.

Gol Ragnar Oratmangoen (45+3′) dan Rafael Struik (73′) membuat Indonesia unggul 2-1 lewat tendangan bebas Mohamed Maroon pada laga di Stadion Nasional Bahrain, Rifa, Kamis. (15′).

Skor 2-1 hampir tercapai untuk kemenangan Indonesia. Namun gol kedua Marhoon membuat Bahrain bisa menyamakan kedudukan di menit akhir pertandingan (90+9′) untuk memastikan kemenangan.

Keputusan kontroversial Al-Kaf membatalkan gol Maroon. Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong berang dan mengecam Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) atas keputusan wasit Oman yang menurutnya “bias” pada konferensi pers usai pertandingan.

Shin mengatakan kualitas wasit juga harus ditingkatkan jika AFC ingin mengembangkan sepakbola Asia.

Akibat kejadian tersebut, PSSI akan melayangkan surat protes kepada FIFA terkait perilaku wasit pertandingan Al-Kaf.

Berikut tiga keputusan kontroversial wasit yang memimpin pertandingan Bahrain vs Indonesia:

Lebih dari enam menit ditambahkan di babak kedua

Kemenangan Indonesia dirusak pada babak kedua perpanjangan waktu oleh wasit keempat asal Oman, Qasim Al-Hatmi yang mendapat waktu bermain enam menit, dan Al-Kaf tidak menyelesaikan pertandingan tepat waktu.

Perpanjangan waktu ini tak sekontroversial babak kedua, kecuali gol kedua Indonesia pada menit ke-73 yang diciptakan Rafael Struik yang tak punya peluang menghentikan pertandingan.

Namun perpanjangan waktu sebenarnya sama seperti pada babak pertama. Pada babak pertama, wasit memberikan perpanjangan waktu tujuh menit.

Perpanjangan waktu dirasa perlu karena pertandingan sempat terhenti beberapa kali, termasuk oleh Malik Risaldi dan Waleed Al-Haim, sekaligus menikmati gol pertama Bahrain.

Al-Kaf kemudian menambahkan lebih dari tiga menit perpanjangan waktu tanpa alasan yang jelas karena tidak ada hal besar yang terjadi pada perpanjangan waktu tersebut.

Alhasil, gol kedua Mohammed Maroon dari situasi sepak pojok membuat Bahrain bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-90+9.

Gol tersebut diterima dengan baik oleh seluruh pemain, ofisial, dan pendukung tuan rumah. Di sisi lain, gol Maroon memanaskan pertandingan. Para pemain dan ofisial tim Indonesia mengkritik Al-Kaf yang tidak senang dengan keputusan mereka memberikan perpanjangan waktu tanpa alasan yang jelas.

Pemain tim Shayne Pattyanama harus diistirahatkan oleh staf pelatih, sedangkan kapten Indonesia Sumardji mendapat kartu merah oleh wasit asal Oman.

Padahal, laga setidaknya seharusnya berakhir ketika J Idzes memblok gol pemain Bahrain itu dan masuknya Eliano Regenders pada menit ke-90+7.

Wasit juga bisa meniup peluit panjang setelah poin tersebut jika serangan tiada henti yang dipimpin Witan Suleiman gagal.

Namun, wasit berusia 41 tahun itu tetap pada pendiriannya. Kemudian pada menit ke-90 + 11, ia meniup peluit panjang setelah pemain Indonesia menjadi starter setelah Bahrain menyamakan kedudukan.

Sangat mudah untuk menyalahkan Indonesia

Dalam lebih dari 100 menit memimpin pertandingan Bahrain kontra Indonesia, wasit Al-Kaf juga mengambil keputusan sepihak yang terbukti berdampak buruk bagi Indonesia.

Al-Kaf dibunyikan sebanyak 27 kali pada pertandingan melawan Indonesia itu. Bahkan, kontak fisik antara pilot Garuda dengan pilot Bahrain sangat minim dan tidak bersahabat. Sebaliknya, Bahrain tercatat hanya 10 kali menyesatkan pemain Indonesia.

Pada menit ke-60, Al Kaaf pun mengambil keputusan tak biasa. Saat Rafael Struik dilanggar Amine Benaddi di depan kotak penalti Bahrain, ia tak memberikan Indonesia secara cuma-cuma.

Al Kaf tidak menganggap itu sebuah kesalahan dan langsung turun atau melompati bola setelah Struik memukulnya.

Saat itu, Thom Haye yang hendak melakukan tendangan bebas terkejut. Kedua tangannya terangkat, dan dia meraih kepalanya, tanda tidak percaya bahwa ini tidak membuat perbedaan.

Total, Al-Kaf memberikan tiga kartu kuning malam itu, satu untuk Bahrain dan dua untuk Indonesia. Tiga kartu kuning tersebut menambah rekor kartu kuning terbanyak dalam karirnya, membawanya ke 115 pertandingan, dengan total 346 kartu kuning, lapor Transfermarkt pada hari Jumat.

Selain itu, kartu merah yang ia keluarkan kepada manajer timnas Indonesia Sumardji merupakan kartu merah kesebelas dalam kariernya.

Wasit VAR

Selain kepemimpinan wasit Al-Qaf, video asisten wasit (VAR) Kuwait, Abdullah Al-Kandari dan Ali Zarak, juga patut disebut.

Wasit VAR meninjau setidaknya dua kejadian yang berpotensi merugikan Indonesia dari segi penalti. Di babak pertama, Mies Hilgers menyatakan akan melakukan pelanggaran terhadap pemain Bahrain di kotak penalti.

Lalu di babak kedua, hal serupa menimpa Calvin Verdonk yang nyaris terkena VAR saat memukul bola bersamaan dengan pemain asal Bahrain itu terjatuh.

Selain itu, wasit VAR tidak melakukan hal yang sama ketika masing-masing tim mencetak gol.

Kali ini gol pertama Indonesia dicetak oleh Ragnar Oratmangoen, wasit VAR menilai gol tersebut sekitar tiga menit setelah dinyatakan offside.

Namun gol tersebut dianulir karena penyerang FC Dender tidak berada di depan pertahanan terakhir Bahrain.

Sedangkan gol terakhir Bahrain dicetak The Maroon pada menit ke-90+9, namun wasit VAR sama sekali tidak mengecek jalannya gol sehingga memungkinkan sang pemain dikeluarkan dari lapangan.

Selanjutnya, jika Indonesia menang 2-1 tanpa kebobolan satu poin pun, maka The Eagles akan duduk di peringkat kedua Grup C dengan lima poin, tertinggal dari Jepang yang sudah membaik dari tiga pertandingan.

Sedangkan bagi Bahrain, satu kemenangan dan dua kekalahan berturut-turut akan membuat mereka duduk di peringkat kelima dengan tiga poin.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours