Tiga pelatih IBL yang tidak menyelesaikan musim 2024

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Tercatat tiga pelatih klub IBL tak bisa menuntaskan musim 2024, di tengah banyaknya keputusan yang memberhentikan pelatih tim karena dianggap tak bisa tampil baik untuk klub secara berurutan.

Beberapa tim memutuskan mengganti pelatih di tengah kompetisi. Tindakan yang diambil sebagai respons terhadap kinerja tim dinilai di bawah ekspektasi.

Setidaknya ada lima klub yang berganti pelatih kepala di pertengahan musim. Namun, dua dari lima pemain tersebut masih bersama tim IBL meski sudah meninggalkan tempat latihan, sedangkan tiga lainnya tidak menyelesaikan musim.

Berikut tiga pelatih yang bakal absen pada musim 2024 karena digantikan.

1. Tondi Raja Syailendra – Burung Rangkong Kalimantan

Tondi Raja Syailendra merupakan pelatih Rangkong Kalimantan mulai tahun 2022. Namun, ia harus mengakhiri perjalanannya pada musim 2024, demikian laman resmi IBL. Di musim ketiganya bersama Borneo, Tondi diharapkan mampu mengembalikan kemenangan timnya setelah sempat absen di babak playoff musim 2022 dengan rekor 10-12, meski berhasil lolos ke babak playoff di musim 2023. Rekor 15-15.

Namun harapan pelatih Borneo pada musim 2024 tak terwujud. Setelah dua pekan tanpa kemenangan, Tondi memutuskan mundur pada 24 Januari 2024 sehingga menjadikannya pelatih pertama yang tidak bisa melanjutkan IBL musim 2024.

2. Andika Supriadi Saputra – Amartha Hangtuah Jakarta

Andika Supriadi Saputra yang sebelumnya melatih Hangtuah kembali ke Amartha Hangtuah Jakarta dengan harapan bisa mengembalikan tim ini bersaing di puncak IBL. Namun Hangtuah mengalami kesulitan sepanjang musim meski berganti pemain asing. Dari 15 pertandingan yang dimainkan, Hangtuah hanya menang enam kali dan hanya bisa menang berturut-turut di bulan Januari.

Ketidakmampuan Hangtuah tampil reguler membuat manajemen memutuskan mengganti Andika pada Mei 2024. Andika menjadi pelatih kedua yang tidak bisa melanjutkan musim hingga akhir.

3. Manuel Pena Garces – Satria Muda Pertamina Jakarta

Satria Muda Pertamina Jakarta, tim pemenangan, pun memutuskan mengganti pelatih di pertengahan musim. Manuel Pena Garces yang merupakan pelatih asal Spanyol belum mampu memimpin tim dengan rekor 9-6 hingga pekan ke-11. Performa Satria Muda musim ini dinilai menjadi salah satu yang terburuk sepanjang sejarah tim, kalah dari tim papan bawah seperti Satya Wacana Salatiga, Rajawali Medan, dan Kesatria Bengawan Solo.

Kegagalan Manuel Pena Garces memenuhi ekspektasi manajer membuat ia harus meninggalkan Satria Muda pada Mei lalu, menjadikannya pelatih ketiga yang gagal menuntaskan musim 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours