Timor Leste sebut infrastruktur masih jadi kendala keanggotaan ASEAN

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Kuasa Usaha Sementara Timor Leste untuk Indonesia Domingos Savio mengakui pembangunan infrastruktur masih menjadi kendala bagi Timor Leste sebagai anggota ASEAN.

“Dari segi infrastruktur, seperti yang saya katakan, ya, karena negara ini baru berusia sekitar 20 tahun. Inilah yang terkadang dilupakan orang. “Ini negara yang sangat kecil,” kata Domingos Savio, Jumat, saat sesi wawancara khusus di ANTARA Heritage Center di Jakarta.

Timor-Leste adalah negara termuda di dunia setelah Kosovo dan Sudan Selatan, kata Savio. Meski demikian, Timor Leste masih menjadi negara termuda di Asia Tenggara dan Pasifik.

Namun, ia menegaskan, negaranya tidak hanya bergabung dengan ASEAN, tetapi juga membangun dan berkembang untuk memenuhi kesejahteraan warganya, mengentaskan kemiskinan, mendidik masyarakat, mengakses pendidikan berkualitas, kesehatan berkualitas, dan pelayanan publik yang lebih baik.

Tapi seperti yang saya katakan, Timor Timur sedang bersiap untuk bergabung dengan ASEAN. Di sini, di Jakarta, kami memiliki kedutaan besar ASEAN, katanya.

Melalui Kedutaan Besar ASEAN di Jakarta, lanjutnya, Sekretariat ASEAN dan negara-negara ASEAN terus meningkatkan interaksi dengan Timor Leste untuk mempersiapkan aksesinya ke ASEAN.

Savio menjelaskan, pemerintah Timor Leste memprioritaskan pembangunan infrastruktur dengan banyak membangun jalan, jembatan, gedung pemerintahan, dan sekolah.

Pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar 1 miliar dolar AS (Rp 16,19 triliun) untuk membangun listrik bagi seluruh negara, sehingga 90 persen penduduk memiliki akses terhadap listrik.

“Kami sekarang juga memiliki kabel bawah laut untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi. “Kabel bawah laut ini sebenarnya berasal dari Darwin (Australia) hingga Timor (Leste),” ujarnya.

Dalam beberapa tahun ke depan, Timor Leste juga akan memiliki internet dengan kecepatan 5G, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, negara ini juga berinvestasi besar-besaran di bidang pendidikan dan kini memiliki lebih dari 1.000 dokter.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours