Timur Tengah Memanas, Kemenkeu Jamin APBN Tetap Aman

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Anggaran (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjamin keamanan Pendapatan dan Anggaran Pemerintah (APBN) meski terjadi konflik di Timur Tengah.

“Sesuai dampaknya terhadap APBN, karena mendekati akhir tahun, maka 2024 aman,” kata Febrio di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (4/10/2024).

Menurut dia, stabilisasi nilai tukar rupiah dan penurunan suku bunga yang terjadi belakangan ini juga berdampak pada stabilitas APBN. Rendahnya harga barang dibandingkan pertengahan tahun lalu membuat kinerja APBN aman hingga akhir tahun.

Meski demikian, dia meyakinkan Kementerian Keuangan akan terus memantau kondisi perekonomian ke depan. APBN akan terus dipersiapkan sebagai dana darurat guna mengurangi dampak krisis global terhadap perekonomian nasional.

“Tantangan selanjutnya adalah bagaimana memperkirakan dan menguranginya pada tahun 2025, jika situasinya terus berlanjut,” ujarnya.

Pada 31 Agustus 2024, APBN mencatat defisit sebesar 0,68 persen PDB dan nilai Rp153,7 juta.

Penerimaan negara riil tercatat sebesar Rp1.777 triliun, meliputi pajak sebesar Rp1.379,8 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp383,8 triliun. Pajak mencapai Rp1.196,5 triliun, sedangkan bea dan pajak mencapai Rp183,2 triliun.

Saat ini anggaran resmi negara sebesar Rp1.930,7 triliun. Belanja Pemerintah Pusat (BPP) tercatat sebesar Rp1.368,5 triliun, meliputi belanja departemen/industri (K/L) sebesar Rp703,3 triliun dan belanja non-K/L sebesar Rp665,2 triliun. Sedangkan transfer daerah (TKD) mendapat Rp562,1 juta.

Sedangkan saldo utama mencatat surplus sebesar Rp161,8 juta.

Sesuai UU APBN 2025, Pemerintah mematok target pendapatan negara sebesar Rp3.005,1 juta, belanja negara Rp3.621,3 triliun, defisit Rp616,19 triliun, dan saldo awal Rp63,33 triliun Rp.2 triliun.

Pasalnya pajak penghasilan pada tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp 2.490,9 triliun, sedangkan pajak negara tidak kena pajak (PNBP) pada tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp 513,6 juta.

Untuk asumsi makroekonomi tahun 2025, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, laju inflasi sebesar 2,5 persen, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 7 persen, nilai tukar rupiah Rp16.000 terhadap dollar AS, Indonesia. Harga minyak mentah 82 dolar AS per barel, minyak bekas 605 ribu barel per hari, dan gas 1,005 juta barel setara minyak per hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours