Tingkatkan Produksi, Kementan Maksimalkan Program Oplah di Kabupaten Batola Kalsel

Estimated read time 3 min read

Batula – Kementerian Pertanian (Kamtan) terus menggencarkan Program Kesiapsiagaan Darurat Pangan UPSUS melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Tenaga Kerja Pertanian (BPPSDMP). Khususnya di Provinsi Kalimantan Selatan (Kulsal).

Dengan tiga program utamanya yaitu land reform (budidaya), pemompaan padi gogo dan penutupan (toship), program UPSUS bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan di tengah krisis pangan global dan ancaman perubahan iklim ekstrim.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan program UPSUS merupakan upaya mendukung swasembada pangan di Indonesia.

Menteri Pertanian Amran, Senin (12/8/2024), mengatakan, “Program ini tentunya harus mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda.”

Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tulang punggung pembangunan pedesaan. Oleh karena itu, Menteri Pertanian Imran mengatakan, sumber daya manusia pertanian harus memiliki kualitas yang memadai.

“Ada empat kunci yang harus dipegang teguh untuk memberdayakan sumber daya manusia kita. Yang terbaik di antaranya adalah kerja yang fokus, cepat dan berorientasi pada hasil,” tegasnya.

Untuk memaksimalkan program UPSUS, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menyaksikan pelaksanaan program lalu lintas di Kabupaten Barito Kuala (Batula), Provinsi Kalimantan Selatan pada Minggu (11/8/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Kepala BPPSDMP didampingi Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Banwang, Kepala Sekolah Kejuruan Pembangunan Perdesaan Negeri (SMK-PP) Banjarbaru, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian yang turut hadir. Direktur tim penyuluhan organisasi, pelatih pertanian dan petani lokal.

Tim mengunjungi lokasi proyek di desa Sambarrahio dan desa Devpasari di distrik Vanaraya dan berkesempatan berinteraksi dengan penyuluh pertanian dan petani setempat.

Kabupaten Batula mendapat program pelepasan dengan sasaran seluas 20.139 hektar, dengan sasaran 500 hektar dan 973 hektar untuk perkebunan padi.

Arsanti, Kepala BPPS DMP, mengatakan budidaya mandiri oleh petani di lahan, bibit dari pemerintah, petani yang mampu terlebih dahulu, menjadi hal yang penting.

“Saat ini di negara kita sedang terjadi kekurangan pangan, makanya kita ingin mendorong bapak-bapak petani untuk meningkatkan nasionalisme, makanya harus ada pengorbanan, kita juga berkorban, kita harus langsung mengurusnya juga, Benih kita bisa membantu. Saya harap bapak/ibu meluangkan waktu untuk menanamnya,” jelas Arsanti.

“Tidak semua program disesuaikan dengan keinginan, kami mohon dan mohon bantuannya kepada bapak-bapak petani karena yang kami pikirkan bukan bapak-bapak petani, melainkan masyarakat bahkan masyarakat nasional yang saat ini sedang mengalami kekurangan pangan,” lanjutnya.

Sementara itu, Eddy, petugas penyuluhan pertanian dari Kecamatan Vanaraya Kabupaten Battola mengatakan, jika lahan sudah subur sehingga sulit ditanami di lahan bertembok, keasaman tinggi, tanaman tidak bisa ditanam 1-2 tahun kamu ditaburkan.

“Sasarannya tanaman palawija yang potensinya tinggi. Kalau desa sebelah masih luas tanamnya, di areal ini hanya 9 hektar, desa berikutnya bisa menanam sekitar 50 hektar, saat itu kami setempat “Dia tidak bisa langsung menanamnya. ,” jelas Eddy.

Samersono, perwakilan petani dari Kabupaten Batula mengatakan, anggotanya tidak hanya berasal dari desa yang sama sehingga sulit terhubung.

“Mereka hanya mengelola sawit di sini, kalau yang lain itu menambah biaya, padahal petani di sini bukan sekedar petani, itu bukan pekerjaan utama mereka. Kalau program IR, bisa, kalau IR lebih banyak. kekuasaan,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours