Toyota Indonesia Tegaskan Mobil Buatan China Tak Berhak Diberi Insentif

Estimated read time 2 min read

TANGERANG – Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya keras meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Sejumlah kebijakan insentif telah dilakukan, termasuk insentif perpajakan bagi mobil listrik yang diimpor dari luar negeri.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy mengatakan hanya mobil produksi dalam negeri yang berhak mendapatkan insentif tersebut. Mengingat produsen perakitan lokal banyak berinvestasi.

Kedua, dorong produk-produk yang diproduksi dalam negeri daripada impor,” kata Anton baru-baru ini di arena ICE BSD City, Tangerang, GIIAS 2024.

“Sudah waktunya untuk mendukung manufaktur karena berkontribusi langsung terhadap perekonomian.”

Mobil listrik saat ini mendapat kebijakan insentif berupa pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (LGBT) untuk pembelian mobil listrik impor penuh (Completely Built/CBU) dan full knocked down (Completely Knocked Out/CKD).

Namun bagi produsen yang masih melakukan impor dan ingin mendapatkan manfaat insentif, mereka harus berjanji akan mendirikan pabrik dalam lima tahun ke depan. Hal ini untuk memastikan keberadaannya tidak hanya untuk dijual, tetapi juga untuk membantu membangun ekosistem kendaraan listrik.

Tolong. Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Peralatan Kendaraan dan Elektronika (ILMATE), mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan penyesuaian pajak pada kendaraan rendah emisi. Kekhawatiran utama saat ini adalah ketergantungan pada impor bahan bakar, selain pengurangan emisi karbon.

“Jika dipikir-pikir, kendaraan listrik baterai dapat menghemat 100 persen bahan bakar yang digunakan dalam kendaraan. Hal ini terjadi karena 60 persen listrik kita adalah listrik berbasis fosil, sehingga tidak dapat mengurangi emisi CO2.” .

Bahkan, Putu sempat menyarankan agar insentif mobil hybrid dipercepat karena terbukti membantu menurunkan emisi. Bahkan, kendaraan jenis ini juga bisa mengurangi impor minyak mentah yang digunakan sebagai bahan bakar.

“Yang paling menarik adalah kita memang punya banyak ruang, PHEV plug-in bisa mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 70 persen, hybrid bisa mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 49 persen dibandingkan ICE, kalau kendaraan ICE kita bisa bergerak. ke hibrida, menghemat 50 persen bahan bakar dan mengurangi emisi hingga 50 persen, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours