Toyota Perkenalkan Innova Zenix Hybrid FFV, Siap Adopsi Energi Terbarukan

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) meluncurkan mobil konsep Kijang Innova Zenix Flex Fuel Hybrid Vehicle (FFV) untuk menunjukkan kesediaannya mengadopsi energi baru terbarukan.

“Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan energi terbarukan. Tentu kami ingin menunjukkan bahwa produk kami siap mengonsumsi bahan bakar ini,” kata Irwin Tristanto, Direktur Manajemen Teknik PT TMMIN, Jakarta, seperti dikutip, Rabu (17/7). /2024). ).

Kendaraan bahan bakar fleksibel atau FFV adalah kendaraan yang dirancang untuk menggunakan campuran bensin dan bahan bakar lain seperti etanol. Mesin kendaraan ini dapat dijalankan dengan berbagai kombinasi bensin dan etanol atau dengan etanol 100%, sehingga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah selama proses pembakaran.

Secara global, FFV diberi rating untuk kendaraan yang kompatibel dengan E85-E100. FFV dapat digunakan pada kendaraan dengan mesin pembakaran internal (ICE), kendaraan listrik hybrid (HEV), dan kendaraan listrik hybrid plug-in (PHEV).

Kijang Innova Zenix Hybrid FFV yang dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 ini menggunakan motor listrik serta mesin pembakaran internal yang menggunakan bahan etanol sehingga lebih ramah lingkungan.

Mobil konsep ini dapat menggunakan etanol dari tebu, sorgum, jagung, singkong, dll tergantung ketersediaan sumber daya setempat.

Menurut studi internal Toyota, emisi CO2 Kijang Innova Zenix Hybrid FFV yang “baik untuk roda” lebih dari 60% lebih rendah dibandingkan Kijang Innova Zenix bahan bakar konvensional dan lebih dari 50% lebih rendah dibandingkan Kijang Innova Zenix. . Hibrida.

PT TMMIN sudah memiliki kapasitas memproduksi FLF dengan mengoptimalkan penggunaan etanol. Hal ini akan meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan Indonesia sejalan dengan Peta Jalan Energi Nasional.

Namun produksi massal Kijang Innova Zenix Hybrid FFV akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, regulasi, kebijakan harga, insentif dan faktor lainnya.

“Jadi kapanpun dibutuhkan kita sudah siap, baik di dalam negeri maupun ekspor, jadi kita tunggu saja perkembangan pemerintah di bidang energi terbarukan, pasokannya apa, yang jelas sudah kita usulkan. kendaraan,” kata Vice President PT TMMIN Bob Azam.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours