Toyota Respons Klaim Mobil Bioetanol Tak Cocok di Indonesia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kementerian Kelautan menyatakan bahan bakar bioetanol tidak layak digunakan di Indonesia. Faktor lain yang mempersulit penerapannya adalah bahan baku yang diimpor.

Terkait hal tersebut, Toyota Indonesia buka suara mengenai keinginannya untuk memberikan pilihan mobilitas ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Toyota memproduksi berbagai model mobil yang dapat menggunakan jenis bahan bakar berbeda.

“Di Toyota kami menyiapkan segala macam teknologi untuk melawan karbon (emisi). Teknologi apa pun untuk melawan karbon, kami akan fokus ke sana,” kata Deputy Manager Strategi Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Resha. Di Jakarta sekarang.

Artinya, Toyota telah memproduksi mobil yang bisa menggunakan bioetanol. Namun, mereka tidak menjualnya di Indonesia, melainkan mengekspor ke Brazil yang diolah dengan bahan bakar ini.

Namun Resha mengungkapkan, Toyota bekerja sama dengan Pertamina untuk memproduksi bahan bakar bioetanol dari bahan baku Indonesia. Diharapkan hal ini dapat diterapkan di masa depan untuk mobilitas yang lebih baik.

“Mobil kita bisa E10, solar bisa B35. Kita kembangkan E35 atau B100 bersama Pertamina, misalnya negara seperti Brazil dan India yang pakai bahan bakarnya,” ujarnya.

Di ajang GIIAS 2024, Toyota menghadirkan Innova Zenix Hybrid yang bisa ditenagai Bietanol 100 (E100). Inilah mobil yang dilatih oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) untuk menggunakan bahan bakar bioetanol pada mobil hybrid.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours