Tren positif, Menko: Neraca perdagangan surplus 2,93 miliar dolar AS

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan neraca perdagangan Indonesia yang surplus 2,93 miliar dolar AS pada Mei 2024 menunjukkan indikator neraca terus menunjukkan tren positif.

“Neraca perdagangan Indonesia membukukan saldo positif sebesar US$2,93 miliar pada Mei 2024, dan melanjutkan tren positif selama 49 bulan berturut-turut. Surplus perdagangan tersebut ditopang oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$4,26 miliar, namun dikurangi dengan defisit sektor migas sebesar US$1,33 miliar, kata Irlangga yang juga Ketua Dewan Menteri. papan. . Kelompok Pengarah Nasional Peningkatan Ekspor di Jakarta, Rabu.

Airlangga menilai dalam kondisi perekonomian global saat ini, kinerja ekspor Indonesia sudah berjalan baik. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia mencapai 22,33 miliar dollar AS pada Mei 2024, meningkat 13,82 persen secara bulanan (mom/mtm) atau 2,86 persen secara tahunan (year). per tahun/tahunan).

Capaian tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar US$1,42 miliar dan ekspor nonmigas sebesar US$20,91 miliar. Dengan demikian, ekspor migas meningkat sebesar 5,12 persen (mtn), dan ekspor nonmigas meningkat sebesar 14,46 persen (mtm).

Secara total, ekspor Indonesia mencapai 104,25 miliar dollar AS pada Januari hingga Mei 2024, mengalami penurunan secara triwulanan sebesar 3,52 persen (ctc).

Airlangga menjelaskan, peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 ditopang oleh peningkatan nilai ekspor ke negara tujuan utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang. Ekspor Indonesia ke ASEAN dan Uni Eropa juga mengalami peningkatan.

Meningkatnya aktivitas manufaktur di beberapa mitra dagang utama Indonesia mengindikasikan adanya peningkatan daya serap produk ekspor Indonesia. Hal ini tercermin dari meningkatnya aktivitas indeks manajer pembelian (PMI) di Tiongkok, Amerika, ASEAN, dan Uni Eropa.

Dalam sepuluh besar produk dengan nilai ekspor nonmigas, hampir seluruh produk mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada kendaraan listrik dan peralatan serta suku cadangnya sebesar 263,6 juta dolar atau tumbuh 26,66 persen.

Sementara itu, hanya lemak dan minyak hewan/nabati yang mengalami penurunan sebesar USD 268,0 juta atau sebesar 14,32 persen.

Secara sektoral, kinerja ekspor sektor pengolahan meningkat sebesar 16,40 persen (mtn), pertambangan dan industri lainnya meningkat sebesar 6,26 persen (mtn), pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat sebesar 32,45 persen (mtm), serta migas meningkat sebesar 5 . 12 persen (mtm).

Sedangkan nilai impor Mei 2024 mencapai 19,40 miliar dolar AS, naik 14,82 persen mtm, namun turun 8,83 persen year-on-year, terdiri dari impor nonmigas sebesar 16,65 miliar dolar AS, naik 19,70 persen mtm tetapi Airlangga mengatakan, turun 8,23 persen year-on-year, sedangkan impor migas sebesar 2,75 miliar dolar AS, turun 7,91 persen year on year dan 12,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Secara total, total impor Indonesia pada Januari-Mei 2024 mencapai 91,19 miliar dollar AS atau turun 0,42 persen (ctc). Angka impor tertinggi berdasarkan klasifikasi penggunaan komoditas yaitu bahan baku/bahan penolong, disusul barang modal, dan barang konsumsi.

“Tiga negara dengan pertumbuhan impor nonmigas terbesar adalah Tiongkok, Amerika, dan Thailand. Sedangkan Belanda menjadi negara dengan penurunan impor nonmigas terbesar,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours