Trump: Saya Seharusnya Sudah Mati

Estimated read time 2 min read

WASHINGTON (Reuters) – Mantan Presiden AS Donald Trump mengaku senang masih hidup setelah ditembak saat kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13 Juli 2024).

Tersangka penyerang, Thomas Matthew Crook yang berusia 20 tahun, menembakkan setidaknya lima peluru dari senapan semi-otomatis AR-15 ke arah mantan presiden AS tersebut, dan peluru tersebut mengenai telinga kanannya.

Seorang pendukung Trump tewas dan dua lainnya terluka parah dalam serangan itu, dan Croce dibiarkan tewas di tempat kejadian oleh pejabat intelijen.

“Saya tidak akan berada di sini, saya akan mati,” kata Trump dalam wawancara dengan New York Post pada hari Minggu.

Pria berusia 78 tahun itu berbicara kepada wartawan selama perjalanan pribadinya ke Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik, di mana ia diperkirakan akan memilih calon presiden dari partai tersebut.

Kasir yang berubah menjadi politisi ini diberitahu oleh dokter bahwa merupakan sebuah “keajaiban” dia bisa selamat.

“Mungkin atau dari Tuhan, banyak yang bilang karena Tuhan saya masih di sini,” jelasnya.

Menurut Trump, ia hanya terhindar dari cedera serius karena saat tembakan pertama dilakukan, ia menoleh sedikit untuk membaca daftar imigran ilegal di Amerika Serikat.

Dinas Rahasia “melakukan pekerjaan luar biasa” ketika mereka dengan cepat menetralisir para penyerang, menurut Trump. “Mereka menikam matanya,” katanya.

Trump mengatakan dia ingin terus berkampanye setelah penembakan itu, namun Dinas Rahasia mengatakan kepadanya bahwa dia aman dan perlu pergi ke rumah sakit.

“Saya hanya ingin bicara, tapi saya tertembak,” kenangnya. Ketika adegan itu dihapus, mantan presiden itu mengangkat tinjunya dan berteriak, “Lawan, lawan!” Bertarung! Bertarung!

“Banyak yang bilang itu foto terbanyak yang pernah mereka lihat. Mereka benar dan saya belum mati. Biasanya mereka harus mati untuk mendapatkan sebuah ikon,” ujarnya.

Trump mengatakan dia menyetujui seruan Presiden AS Joe Biden setelah serangan itu. “Sikap Biden dan pembicaraannya sangat baik,” ujarnya.

Mantan presiden tersebut mengatakan bahwa dia telah menyiapkan “pidato yang keras … tentang pemerintahan yang korup dan mengerikan” untuk kejadian di Milwaukee, namun pidato tersebut “dibuang” setelah upaya pembunuhan tersebut.

“Saya ingin mencoba di negara ini, tapi saya tidak tahu apakah itu bisa. Masyarakat sangat terpecah,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours