Tunggal Putra Indonesia Hadirkan Sejarah Buruk di Olimpiade 2024

Estimated read time 2 min read

Tunggal putra Indonesia punya sejarah buruk di Olimpiade Paris 2024. Untuk pertama kalinya dalam empat tahun sejarah olahraga tersebut, tim Merah Putih tidak terwakili di babak sistem gugur tunggal putra.

Rapor merah datang setelah Anthony Senisuka Ginting dan Jonathan Christie gagal melaju ke tahap berikutnya. Jojo gagal melaju ke babak 16 besar Olimpiade Paris 2024 setelah finis sebagai runner-up Grup L dengan satu kemenangan dan satu kekalahan.

Tersingkirnya Juju dipastikan usai kalah dari wakil India, Lakshya Sen, yang menyudahi Grup L 18-21, 12-21 dua gim langsung, Rabu (31/7/2024) di Adidas Arena. Setelah kegagalan Jojo, Gunting bermain beberapa jam kemudian. .

Anthony berhasil finis sebagai runner-up Grup H dengan hanya meraih satu kemenangan dan satu kekalahan. Pebulu tangkis berusia 27 tahun itu harus mengemas barang lebih awal usai kalah dari juara tuan rumah Toma Junior Popov di final Grup H dengan skor 19-21, 21-17, dan 15-21.

Kekalahan pemain peringkat tiga dan sembilan dunia di babak penyisihan grup Olimpiade Paris 2024 berujung pada salah satu rekor terburuk dunia bulu tangkis Indonesia. Pasalnya, untuk pertama kalinya sejak bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade 1992, tidak ada wakil Indonesia di babak 16 besar atau babak gugur di sektor tunggal putra.

Padahal, sejak 32 tahun terakhir, Indonesia selalu punya wakil di 16 grup terakhir sektor tunggal putra bulu tangkis. Edisi 1992 di Barcelona menampilkan Allen Budi Kusuma, Ardi Vernata dan Hermavan Susanto.

Setelah itu, Joko Suprianto, Harianto Irbe, dan Alan Badi Kasuma pun berhasil melaju ke babak 16 besar edisi 1996 di Atlanta. Kemudian di Sydney 2000 adalah Tawfiq Hidayat, Hendrwan dan Marlio Menaki.

Kemudian di Athena 2004, Tawfiq Hidayat dan Sonny Davi berhasil melaju ke babak 16 besar. Hanya dua kali Indonesia hanya mempunyai satu wakil dari sektor tunggal putra di babak 16 besar Olimpiade, yaitu Beijing 2008 dan Rio 2016, dimana Sonny Doi Kankuru dan Tommy Sugiarto mewakili setiap edisi.

Sedangkan edisi London 2012 disutradarai oleh Simon Santoso dan Tawfiq Hidayat. Setelah itu, Jonatan dan Ginting terlebih dahulu berhasil melaju ke babak 16 besar Tokyo 2020.

Nah, itulah rangkuman prestasi Jonatan dan Gunting di ajang empat tahunan tersebut. Nama mereka kini tercatat dalam sejarah sebagai wakil Indonesia yang mencatatkan rekor terburuk di kategori tunggal putra pada Babak 16 Besar Tunggal Putra Daftar Bulu Tangkis Olimpiade wakil Indonesia:

1992: Alan Badi Kusuma, Ardi Wiranata, Hermavan Susanto

1996: Joko Suprianto, Harianto Irbi, Alan Buddy Kisoma

2000: Tawfiq Hidayat, Henderwan, Marlio Menaki

2004: Tawfiq Hidayat, Sonny Devi Kankuru

2008: Sony Dwayne Konkuru

2012: Simon Santoso, Tawfiq Hidayat

2016: Tommy Sogiarto

2020: Jonathan Christie, Gunting Anthony

2024:-

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours