UEA: Tidak Ada Rencana Pascaperang Gaza tanpa Berdirinya Negara Palestina

Estimated read time 2 min read

Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan tidak akan mendukung rencana “hari setelahnya” Israel di Gaza jika negara Palestina tidak terbentuk.

“UEA tidak siap mendukung masa pasca perang di Gaza tanpa pembentukan negara Palestina,” Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed Al Nahyan X mengumumkan, Al Jazeera melaporkan.

Pada bulan Mei, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerbitkan rencana pasca perangnya untuk Gaza secara online, mengatakan bahwa rakyat Palestina akan “menikmati kemakmuran yang tak tertandingi” setelah rencana tersebut dilaksanakan.

Rencana tersebut mencakup investasi di pelabuhan, tenaga surya, produksi kendaraan listrik dan keuntungan dari ladang gas yang baru ditemukan di Gaza. Rencana tersebut terdiri dari tiga fase dari “hari kemenangan” yang tidak ditentukan hingga tahun 2035.

Menurut Al Jazeera, rencana tersebut menyatakan bahwa warga Palestina di Gaza akan melaksanakan rencana tersebut di bawah kendali Israel di bawah pengawasan koalisi negara-negara Arab, termasuk UEA, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Yordania, dan Maroko.

Sebagai tanggapan, Abdullah menegur Netanyahu, dengan mengatakan bahwa dia “tidak memiliki kewenangan hukum untuk mengambil langkah ini atau langkah serupa” dan menjelaskan bahwa UEA tidak diajak berkonsultasi mengenai rencana Gaza.

“Selain itu, UEA menolak berpartisipasi dalam rencana apa pun untuk melindungi kehadiran Israel di Jalur Gaza,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri UEA, seperti dilansir Al Jazeera.

“Setelah pemerintahan Palestina terbentuk yang memenuhi harapan dan aspirasi persaudaraan rakyat Palestina dan ditandai dengan integritas, kekuatan dan kemandirian, UEA akan sepenuhnya siap untuk memberikan segala jenis dukungan kepada pemerintah tersebut,” tambahnya.

Pada akhir bulan Juli, UEA menekankan perlunya “misi internasional sementara” untuk membantu menangani dampak kemanusiaan yang besar dari perang di Gaza.

“Memperkuat perdamaian dan keamanan serta mengakhiri penderitaan manusia harus dimulai dengan pengerahan misi internasional sementara ke Gaza atas undangan resmi pemerintah Palestina,” Menteri Negara Hubungan Internasional UEA Reem Al Hashimy mengatakan kepada media WAM.

Dia juga menambahkan bahwa kampanye ini harus membantu Gaza bersatu kembali dengan Tepi Barat, yang diperintah oleh Otoritas Palestina.

Setidaknya 41.182 warga Palestina telah tewas dan 95.280 lainnya terluka dalam perang Israel di Gaza saat serangan dahsyat tersebut mendekati akhir tahun. Perang tersebut menyusul serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours