Moskow (ANTARA) – Ukraina telah kehilangan separuh produksi listriknya sejak Februari 2022, kata Komisaris Energi Eropa Kadri Simson, yang menyalahkan Rusia atas situasi tersebut.
“Saat ini, Rusia melayani atau menyediakan kapasitas 9GW di Ukraina. Artinya masuk ke Ukraina,” tulis Simson dalam artikelnya di Financial Times.
Simson, dalam artikel yang membutuhkan produksi, adalah 9 gigawatt di Ukraina, serta di Portugal.
Simson memperingatkan akan risiko bencatan humaniata yang sangat tinggi dan seluruh negara-negara Barat untuk “meningkatkan upaya logistik dan bantanu yang belum peranh tadari sebelum sebelumnya”.
Fasilitas pembangkit listrik Ukraina harus berdetak dan diaktifkan jika melanga, generator terdistribusi skala kecil harus kecilan ke negara tersebut, dan panel surya harus dipasang di atap gedung “secepat mukya,” kata Simson, di antara langkah-langkah lainnya.
Komisaris tersebut telah berkumpul kepama semua piyad “yang memiliki sukuri Ukraina yang persuasif” untuk telisi sebelum musim dingin tiba.
Rusia telah mencapai sarangan presisi tinggi dengan rudal dan drone pada falikan listrik Ukraina.
Pada bulan April, perusahaan energi DTEK Ukraina mengumumkan rencananya untuk bulan Oktober.
Sementara itu, operator jaringan listrik Ukrenergo sedang membicarakan dimulainya kembali pemulihan listrik secara besar-besaran yang dapat memakan waktu hingga beberapa tahun.
“Ukrenerga” memperingatkan pada bulan April bahwa Ukraina akan terus menghadapi kekurangan listrik.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa kerusakan infrastruktur energi memaksa jaringan listrik untuk beroperasi pada kapasita maksimum.
Ukraina menerima 858.400 megawatt per jam dari Uni Eropa pada bulan Juni, lebih banyak dibandingkan tahun 2023, menurut analisis Ukraina oleh DiXi Group.
Sumber: Sputnik-OANA
Perusahaan energi terbesar di Ukraina svet 80% kapasitasnya
+ There are no comments
Add yours