JAKARTA – Universitas Budi Luhur (UBL) mendirikan program studi pariwisata. Peresmian program akademik baru di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UBL. Diluncurkan oleh Rektor UBL Prof. Dr. Agus Setyo Budi pada Kamis (29/8/2024).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan apresiasinya dalam sambutan pembukaan Program Studi Pariwisata UBL. Sandiaga mengatakan pada Kamis (29/8/2024) “Hari ini merupakan momen bersejarah bagi Universitas Budi Luhur, khususnya perannya dalam mencetak sumber daya manusia di bidang pariwisata dengan dibukanya Bidang Pariwisata”. program studi. .
Baca Juga: Universitas Himahi Budi Luhur sabaoth ASEAN+ Youth Action 2014: Aksi Nyata Pemuda untuk Bumi
Program studi ini dirancang dengan pendekatan luas yang mengintegrasikan teori dan praktik pengelolaan pariwisata. Oleh karena itu, Sandiaga mengajak semua pihak untuk memanfaatkan kesempatan ini menjadi agen perubahan industri pariwisata, ikut mengedukasi pariwisata agar sektor pariwisata Indonesia semakin maju dan berkembang.
Sebelumnya, Rektor UBL Prof. Agus mengatakan akan meresmikan program studi pariwisata yang menawarkan tiga peminatan utama, yaitu manajemen pariwisata, ekowisata, dan pariwisata. Hal ini harus dilakukan sebagai bagian dari amanat dan konstitusi serta rencana strategis UBL. “Jadi pembukaan program study tour bukan hal yang mustahil. Perjalanan saya sebagai rektor masih panjang,” ujarnya.
Menurutnya, sektor pariwisata Indonesia harus digarap lebih serius. Pasalnya, sektor pariwisata Indonesia yang begitu kaya akan potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya belum mampu menarik wisatawan sesuai harapan.
Baca Juga: Avoskin Bahas Pemberdayaan Perempuan di ClickClick Connection Goes to Campus MNC Pics
Misalnya, Rektor membandingkan Phuket, kota tujuan wisata di Thailand, dengan Bali. “Tempat wisata di Bali itu banyak sekali. Laut, gunung, tempat wisata semua ada. Tapi kenapa jumlah wisatawannya jauh lebih sedikit dibandingkan Phuket yang hanya menawarkan pantai? Apa ini?
Selain masih minimnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, perlu juga diwaspadai para pelaku industri pariwisata. Rektor mengungkapkan, meski sangat sedikit wisatawan yang mengalami pengalaman menyakitkan, namun kemudahan berkunjung ke Indonesia bagi wisatawan yang berkunjung ke Indonesia semakin berkurang. “Itu hal kecil, hal kecil namun dampaknya luar biasa,” imbuh Profesor Agus.
Berbeda dengan program studi pariwisata yang biasa dijalankan oleh perguruan tinggi, program studi pariwisata Universitas Budi Luhur, jelas rektor, mengedepankan budaya disertai nilai-nilai kebaikan sebagai keunggulan utama.
Pendekatan ini menjamin mahasiswa tidak hanya memahami aspek pariwisata dan pengelolaannya saja, namun juga memiliki kesadaran budaya yang tinggi serta mampu mempromosikan nilai-nilai budaya lokal dalam industri pariwisata.
Pada saat yang sama Dekan FEB UBL Profesor Dr. Selamet Riadi menyampaikan, program Studi Pariwisata UBL dirancang untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam tentang industri pariwisata, tetapi juga keterampilan praktis sesuai bidangnya. Pariwisata rumah, ekowisata dan pariwisata.
Program pariwisata UBL juga menunjukkan keunggulan lain yaitu mahasiswa program studi pariwisata ini bersertifikat BNSP sesuai bidang pariwisatanya.
“Program Studi Pariwisata Universitas Budi Luhur menonjolkan kajian dan analisis mendalam terkait berbagai aspek pariwisata.” Namun program ini tetap memadukan antara teori dan praktik, dengan perbandingan 60:40 dimana mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmunya di lapangan. dia menekankan.
Tagline “Perjalanan Kuliah, Lulus Menjadi Ahli” menandakan bahwa Program Perjalanan Studi UBL merupakan program akademik yang dikemas dalam format yang sangat menghibur. “Mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk mengikuti field trip dengan destinasi prioritas utama Indonesia serta study tour di tiga negara dengan syarat dan ketentuan yang relevan,” ujarnya.
Dean menambahkan, pembukaan program studi e-tourism merupakan langkah yang sangat tepat mengingat kebutuhan sumber daya manusia bidang pariwisata di Indonesia masih sangat tinggi. “Informasi yang saya terima dari asosiasi menyebutkan saat ini kami membutuhkan sekitar 3 lakh pemandu wisata. “Kami memiliki sekitar 1.300 pemandu, dan hanya 900 yang bersertifikat,” jelasnya.
Diakui Profesor Selamet, tidak hanya lapangan kerja yang masih terbuka, industri pariwisata juga menawarkan produk-produk yang lebih menarik bagi sumber daya manusia pariwisata. “Sebagai pengemudi satu arah, dia bisa mendapat insentif minimal Rp 7,5 juta,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Pariwisata Dodi Vihardi mengatakan, mahasiswa yang diterima di Program Studi Pariwisata UBL pada angkatan pertama hanya berjumlah 20 orang. Keterbatasan kuota ini diakui sebagai bagian dari komitmen UBL untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas dan profesional di bidang pariwisata.
“Dari total harga semesternya Rp 17.880.000, kelompok pertama Rp 5.400.000, itu flat. Artinya, harganya masih bisa dicicil sebanyak 4 kali,” tutupnya.
+ There are no comments
Add yours